Habib Rizieq Menjemput Takdir

waktu baca 6 menit

KEMPALAN: Revolusi besar di dunia diawali oleh kemunculan gagasan. Gerakan rakyat yang besar berawal dari kemunculan ide. Sedang ide atau gagasan mengubah dunia melalui gerakan massa. Gerakan massa yang hanya sekadar masif tanpa didasari sebuah gagasan akan menjadi gerakan anarkis.

Habib Riziq Shihab (HRS) adalah satu di antara pemimpin gerakan sosial di Indonesia yang hadir dengan membawa gagasan. Dia bukan sekadar ulama, tapi juga intelektual dan pemimpin gerakan sosial yang tangguh. Kualitas kepemimpinan seperti itulah yang akan membawa kekuatan menuju perubahan.

10 November 2020 akan menjadi catatan sejarah dalam lanskap politik Indonesia. HRS seorang disiden politik yang menjalani eksil tiga setengah tahun di Arab Saudi, akhirnya kembali ke Indonesia. Kepulangannya ditunggu banyak pengikutnya dengan harapan dan kegembiraan. Sebaliknya, musuh-musuh politik mengantisipasi kepulangan HRS dengan kecemasan.

BACA JUGA: Muktamar NU Ke-34: Mandiri dan Tidak Bergantung, Sebuah Harapan

Kepulangan HRS menandai sebuah episode baru dalam perjalanan dakwahnya yang panjang dan penuh gejolak. Episode baru itu sambung-menyambung menjadi satu, antara satu intrik dengan lainnya, tuduhan pidana yang dibuat-buat, pembunuhan terhadap para pengawalnya, sampai kemudian HRS dimasukkan ke penjara secara paksa.

Dari sisi garis waktu, episode itu pendek, merentang hanya dua tahun sejak 2020 sampai 2022. Tetapi, rentang waktu yang singkat itu menjadi salah satu episode paling krusial penekanan rezim pada HRS, perlakuan yang bisa dianggap sebagai kezaliman politik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *