Yusuf Husni: FS Haram Masuk Jatim karena Najis, Wajib Wudhu Politik
SURABAYA-KEMPALAN: Penasihat Golkar Jatim Yusuf Husni menilai
dinamika politik yang terjadi di tubuh Partai Golkar saat ini karena kesalahan dalam Munas 2019 yang memutuskan AH (Airlangga Hartarto)
sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.
“Keputusan itu tanpa
perhitungan yang sangat matang, hanya dilandasi ambisi politik agar prosesnya mudah. Tidak seperti era AT (Akbar Tandjung),” kata Yusuf Husni kepada kempalan.com, Rabu (19/7).
Menurut Yusuf Husni, pemimpin partai idealnya memosisikan kepentingan partai di atas segalanya. Seperti AT yang waktu itu merelakan tiket capres diberikan kepada orang lain melalui konvensi. Namun, dampak positifnya elektabilitas partai menjadi naik.
Akibat hasil Munas (Musyawarah Nasional) Partai Golkar 2019 yang memutuskan AH sebagai capres tanpa perhitungan matang, Partai Golkar “goyang”. Pasalnya, sampai saat ini AH belum dideklarasikan, sehingga sulit dicari solusinya.
“Satu-satunya jalan untuk mengubah keputusan Munas adalah melalui Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa), seperti yang diwacanakan RH (Ridwan Hisyam, sesepuh Partai Golkar),” tegas Yusuf Husni yang mengklaim sebagai Ketua Umum PPK-K57 yang asli.
Namun, yang sangat disesalkan Yusuf Husni, setelah menyadari kondisinya seperti ini, para gerombolan penjilat ketum justru mulai kerja untuk cari muka. Mereka justru
mengusulkan pada Dewan Etik Partai Golkar agar menindak tegas RW.
Gara-gara melemparkan wacana Munaslub, RH 0dituding telah mengingkari keputusan tertinggi Munas 2019. Bahkan dituding hendak menghancurkan Partai Golkar.
“Padahal mereka harusnya ikut tanggung jawab mengapa elektabilitas partai dan Ketum AH tidak naik signifikan. Mereka justru sibuk menjilat dengan mengabaikan kerja politik untuk mencapai tujuan amanat Munas, yaitu suara partai naik sehingga proses capres mudah dilaksanakan,” kata Yusuf.
Seharusnya, lanjut Yusuf lagi, seluruh pengurus partai terutama DPP sampai daerah bekerja keras untuk bisa melaksanakan keputusan Munas secara maksimal, dengan target PG memenangkan Pemilu 2024, Ketum AH Presiden.
Faktanya, realita politik kondisi PG saat ini dalam posisi yang sangat tidak baik-baik saja. Karena mesin politik partai tidak jalan. Penyebabnya, karena lingkaran Ketum AH adalah gerombolan penjilat yang nantinya bisa menikam Ketum AH sendiri. “Bisa juga kondisi ini sengaja mereka kondisikan,” ujar Yusuf menduga-duga.
Cerminan yang sangat jelas atas ketidak pahaman mencari solusi bila deklarasi sampai tidak dilakukan merubah kebijakan harus melalui Munaslub adalah sikap FS (Firman Soebagio, Wakil Ketua Umum Partai Golkar).
“Ketua kecamatan saja sangat paham hal ini.
Masak Waketum gak paham,” sindir mantan anggota DPRD Jatim dan DPRD Kota Surabaya itu.
Yusuf Husni menilai FS bicara hanya asal AH senang. Akibatnya menodai ayat suci partai, sehingga hukumnya haram bagi FS masuk Jatim karena tubuhnya najis. “Kecuali sudah wudhu politik,” katanya.
Pasalnya, selain RH adalah kader idiologis PG asal Jatim, Munaslub yang diwacanakan adalah untuk mencari solusi bila tidak jadi deklarasi. Hal ini dilakukan untuk kepentingan kebaikan PG, agar terselamatkan dari amanat Munas 2019.
Yusuf Husni menilai Ketum AH saat ini memang pada posisi sedang tidak baik-baik saja. “Selain berusaha menyamakan irama penguasa, di satu sisi ia sibuk menjinakkan gerombolan penjilat, sementara sisi yang lain sibuk mengatur angin para peselancar DPD Provinsi se-Indonesia,” pungkas pria yang akrab disapa Cak Ucuf itu. (Dwi Arifin)