Ketika Kader PG Tertipu
Oleh: Yusuf Husni
PENYEBAB Partai Golkar (PG) gagal melaksanakan amanat Munas 2019 karena ambisius Ketum AH jadi presiden. Amanatnya yang terpenting PG menang Pemilu.
Nah, supaya tersamar ambisinya dibuatlah amanat Munas yang ketum diberi kewenangan menentukan Capres dan Cawapres. Tentang hal ini Semua kader tidak paham. Bahkan kader sekelas Nurdin Halid saja tidak tahu. Karena sengaja tidak disosialikan, sehingga pemahamannya selama ini diartikan oleh seluruh kader amanat Munas adalah Ketum AH capres PG
Strategi menaikkan pamor AH melalui jabatannya sebagai menteri menjadi harapan bahwa kalau kerjanya bagus dan dirasakan rakyat. Sehingga secara otomatis akan menaikkan elektabilitas PG.
Nyatanya tidak demikian. Selama ini PG tidak pernah digarap secara sungguh-sungguh. Tidak pernah sapa kader atau rakyat yang dirancang secara matang dan sistematik.
Yang ada ketika elektabilitas PG dan AH buruk, barulah dibuka bahwa Ketum AH hanya diberi kewenangan menentukan Capres dan Cawapres.
Ya, Munas disebut hanya beri kewenangan menentukan Capres dan Cawapres. Bisa AH sendiri atau siapa saja dari kader partai yang terbaik dan yang ada sekarang ini.
Semua Kader PG Tertipu.
Penipunya gerombolan badut-badut politik. Perilaku munafik politik yang sangat tidak layak dilakukan. Hukumannya adalah amputasi politik. Sebab telah sangat merugikan kelangsungan PG.
Jadi jangan heran kalau selama ini tidak pernah keluar pernyataan dari mulut AH bahwa dirinya siap jadi presiden. Sementara kader dipaksa kumandangkan yel yel ‘AH presiden’ di setiap acara konsolidasi partai. Ini kemudian dimaknai oleh kader bahwa AH adalah calon presiden satu-satunya dari PG.
Sejatinya raport politik ketua umum partai ditentukan dari hasil pemilu. Sayangnya, sekarang sudah sangat jelas hasilnya: PG tidak akan jadi pemenang Pemilu.
Sebelum kejadian, PG wajib diselamatkan. Ketum AH wajib mundur dengan segera dilakukan Munaslub. Pasalnya waktu sangat pendek ditambah adanya kasus hukum AH. Dampaknya sangat berbahaya bagi PG. Siapa yang bicara tidak punya dampak, mereka termasuk orang-orang yang harus diperiksakan ke psikiater.
AH tidak akan maju karena tidak punya tiket dengan kasus hukumnya. Dia sudah cacat politik dan tidak akan laku.
Realis saja AH harus segera sampaikan tidak ikut dlm kontestasi capres maupun cawapres. PG akan dukung capres dari partai lain sedangkan waktunya akan ditentukan dalam waktu yang tepat. Sehingga ada kepastian sikap politik yang jelas kader partai.
Yang kami minta agar rakyat paham bahwa yang terjadi sekarang ini adalah perbuatan oknum yang kebetulan dilakukan oleh ketum partai dan gerombolannya tidak sejalan dengan perilaku PG dengan paradigma barunya….
Kami tetap konsisten suara rakyat adalah suara PG. Urusan untuk perbaiki PG mohon doa dan dukungannya. Bismillah. (*)
Penulis adalah Dewan Penasihat Golkar Jawa Timur