Anies Baswedan Kuliah Umum di Universitas Amsterdam
BELANDA-KEMPALAN: Universitas Amsterdam pada Senin lalu (27/10) telah mengundang Anies Baswedan, Ph.D., untuk memberikan kuliah umum di kampus mereka di Amsterdam, Belanda.
Kuliah umum tersebut kali ini membahas topik “Re-inventing Democracy: Reflection on Youth, Power and Integrity from Indonesia” (Menemukan Kembali Demokrasi: Refleksi dari Pemuda, Kekuatan, dan Integritas Indonesia).
Koresponden Kempalan.com, A. Aziz Baya’qub, melaporkan langsung dari Amsterdam, Belanda.
Sore hari, cuaca musim dingin di Amsterdam, Belanda, disertai hujan gerimis, mengiringi kunjungan Bapak Anies Baswedan menuju Ruang D1.09, tempat kuliah umum di universitas tersebut. Kempalan.com sempat bertemu sejenak dengan Anies di area taman kecil depan jurusan humaniora sebelum masuk ke ruang perkuliahan umum.
Tepat pukul 14.00, perkuliahan umum dimulai dan dihadiri oleh banyak mahasiswa serta masyarakat Indonesia dari kota Amsterdam, Groningen, dan negara-negara sekitarnya, yaitu dari Belgia, Prancis, Jerman, dan Inggris. Tidak ada mahasiswa kulit putih. Yang hadir adalah mahasiswa Indonesia dan mahasiswa eks-warga negara Indonesia atau mahasiswa berwajah Indonesia namun berwarga negara Belanda. Topik yang disampaikan membahas tentang keberlanjutan demokrasi itu sendiri sebelum masa periode pemerintahan Jokowi, saat pemerintahan Jokowi, dan pasca-Jokowi.
Mengapa topik demokrasi difokuskan pada periode pemerintahan Jokowi? Hal ini dikarenakan pada periode inilah demokrasi hancur lebur; tata cara pemerintahan, tata cara bernegara, etika umum, norma-norma berdemokrasi, etika politik diputarbalikkan di periode tersebut.
Dibandingkan saat sebelum periode pemerintahan Jokowi, demokrasi masih berjalan dengan baik, bahkan banyak tokoh-tokoh yang masih dapat dijadikan role model (panutan). Kalaupun terjadi pelanggaran demokrasi, tidaklah separah periode pemerintahan Jokowi hingga berakhirnya periode beliau. Hal ini disampaikan bukan sebagai ungkapan sakit hati atau balas dendam karena dicurangi dalam pemilu yang lalu atau batal menjadi presiden terpilih yang sesungguhnya, namun ini merupakan kenyataan yang ada. Sehingga tidak dapat lepas dari pembahasan menemukan (re-inventing) demokrasi kembali dalam arti yang sebenarnya.
Untuk itulah diambil judul tersebut agar anak-anak muda Gen Z saat ini dapat menemukan jati dirinya untuk kembali menemukan demokrasi yang telah carut marut tersebut dan tentunya sebagai bahan pembelajaran. Dalam salah satu ceramahnya, Anies memaparkan bahwa demokrasi di Indonesia masih hidup namun mengalami kejenuhan. Demokrasi bukanlah tentang siapa yang menang atau kalah, tetapi mengenai apakah masyarakat masih mempunyai hak untuk bersuara. Professor Dr. Yatun Sastramidjaja, selaku dosen di Universitas Amsterdam dan moderator acara ini, menyatakan bahwa topik yang disampaikan Anies Baswedan sangatlah relevan dengan situasi demokrasi saat ini, baik di Indonesia maupun di banyak negara lain. Dikutip dari materi kuliah umum yang didapatkan Kempalan.com, di situ dinyatakan bahwa:
“Kaum muda bukanlah kaum yang tidak bisa diandalkan, namun mereka adalah kelompok yang ‘menavigasi’ sistem demokrasi yang telah kehilangan petunjuk moralitasnya. Sikap sinis terhadap demokrasi bukanlah lahir dari adanya perbedaan dalam demokrasi itu sendiri, melainkan timbul dari rasa kecewa yang lama terpendam dan memuncak.” Kuliah umum tersebut lebih banyak menyoroti Gen Z yang merupakan generasi yang relevan dengan masa kini.
Seorang peserta dari Belgia yang bernama Julia menyatakan sangat senang bisa menghadiri kuliah umum ini. Julia baru lulus S2 tahun ini dari sebuah universitas di Belgia dengan mengambil jurusan Event Management.
“Walaupun kuliah umum itu tidak ada relevansinya dengan jurusan yang telah saya ambil, namun sebagai Gen Z, dia merasa bahwa dia termasuk subjek yang dibicarakan dalam perkuliahan ini dan itu menambah wawasan saya di bidang politik,” ujarnya mengakhiri wawancara dengan Kempalan.com.
Pembahasan materi Anies Baswedan dipandu oleh Professor Ward Berenschot, salah satu dosen pengajar di Universitas Amsterdam ini. Setelah selesai acara kuliah umum, seperti biasa, Anies dikelilingi peserta untuk sekadar bersalaman, berfoto, dan sekadar bincang ringan. Setelah kuliah umum, Anies harus segera ke Frankfurt, Jerman, guna memberikan kuliah umum berikutnya di sana.(Azis)
Editor: Nur Izzati Anwar









