‎Nelayan Kenjeran: “Laut Bukan untuk Dijual!” Penolakan SWL Demi Menjaga Ketahanan Pangan

waktu baca 2 menit
Demo tolak SWL

KEMPALAN: Gelombang massa menolak proyek Surabaya Waterfront Land (SWL) mengarah Balai Kota hingga Kantor Gubernur Jatim, Senin, 22 September 2025.

‎Ribuan nelayan, petani tambak, mahasiswa dan tokoh masyarakat bersatu menegaskan: reklamasi mengancam ekologi laut sekaligus masa depan pangan nasional.

‎Lokasi reklamasi Surabaya Waterfront Land berada di jantung ekosistem pesisir Surabaya yang merupakan habitat udang, kerang, teripang, dan ikan.

‎“Jika ini dihancurkan, rantai pangan terganggu, ketahanan pangan nasional goyah,” tegas Heroe Budiarto dari Forum Masyarakat Madani Maritim (FMMM).

‎FMMM menilai proyek ini bertentangan dengan Asta Cita Presiden Prabowo tentang ketahanan pangan. Alih-alih memperkuat sektor perikanan tradisional, reklamasi justru merampas ruang hidup ribuan nelayan yang sejak turun-temurun menggantungkan hidup pada laut Kenjeran.

‎FMMM juga mengungkap cacat prosedural dalam proses izin lingkungan. Rapat konsultasi KA-ANDAL dinilai minim pelibatan publik dan hanya formalitas. “Konsultasi AMDAL tanpa mendengar nelayan sama saja membunuh kami pelan-pelan,” ujar nelayan kawakan, Sukadi, 63 tahun.

‎Massa aksi menyampaikan tiga tuntutan jelas: Pemkot dan Pemprov harus menyatakan penolakan terbuka. Mengirim permohonan pencabutan PKKPRL ke KKP. Menghentikan proses AMDAL di KLHK.

‎Selain masalah ekologi, kredibilitas pengembang PT Granting Jaya milik Tumbi juga dipersoalkan. Catatan buruk Atlantis Land dan kasus teknis lain dianggap bukti ketidakmampuan mereka mengelola proyek berskala besar.

‎Rahmat Mahmudi dari Aliansi Ulama dan Tokoh Jatim menegaskan, penolakan SWL sebagai bagian dari jihad sosial menjaga lingkungan. “Merusak laut sama dengan merusak titipan Tuhan,” teeriaknya saat orasi.

‎Bagi masyarakat pesisir, SWL bukan sekadar proyek properti. Ia adalah ancaman nyata bagi laut sebagai sumber hidup dan identitas.

‎“Laut bukan untuk dijual tapi diwariskan bagi anak cucu,” pungkas Heroe di tengah sorakan ribuan massa.

Rokimdakas
‎Penulis Surabaya
‎Senin, 22 September 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *