Qatar dan Astana Anyar

waktu baca 6 menit
ILUSTRASI bom (Istockphoto/Ramon Cast)

KEMPALAN: DI Piala Dunia Qatar timnas Maroko meledak menghancurkan Spanyol yang pernah menjadi juara Eropa 2008 dan juara dunia 2010. Ledakan timnas Maroko akan lebih dahsyat lagi kalau akhir pekan ini bisa mengalahkan Portugal di perempat final. Kemenangan Maroko dianggap sebagai kemenangan Islam yang dirayakan kaum muslim di seluruh dunia.

Sementara itu di Astana Anyar, sebuah kecamatan di Kota Bandung, juga terjadi ledakan pada Rabu (7/12). Bedanya, kali ini yang meledak adalah sebuah bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar. Pelaku ledakan, Agus Sujatno alias Abu Muslim—yang diduga berafiliasi dengan organisasi Jamaah Ansharut Daulah, JAD–tewas dalam aksi itu. Seorang polisi juga tewas dan beberapa luka.

Ledakan di Qatar adalah simbol kemenangan Islam, sementara ledakan di Astana Anyar adalah simbol kekalahan (sebagian kalangan) Islam. Dua wajah Islam itu berbalik 180 derajat. Qatar memamerkan kepada dunia wajah Islam yang ramah, damai, sejahtera, modern, dan global. Qatar dan Maroko melakukan jihad melalui sepak bola, sementara anggota JAD di Astana Anyar berjihad dengan bom.

BACA JUGA: Singa Atlas

Astana Anyar mungkin menjadi satu nama tempat di Bandung yang terkesan unik, kalau tidak disebut ganjil. Nama Astana Anyar diambil dari Bahasa Sunda yang berarti kuburan atau pemakaman baru.

Pada masa pemerintahan kolonial di awal abad ke-20 banyak pedagang di Bandung berjualan di sembarang tempat di sebuah pasar yang kemudian habis terbakar. Maka pemerintah kolonial Belanda membangun Pasar Baru.

Pemerintah kolonial juga melakukan penataan di wilayah itu. Maka kemudian dibangun Kuburan Baru, atau dalam Bahasa Sunda disebut Astana Anyar. Dulu Bandung pernah mendapat julukan “kota kuburan”, karena banyaknya kawasan kuburan di beberapa wilayah.

Kawasan Banceuy merupakan area pemakaman untuk warga Tionghoa dan Eropa. Untuk warga pribumi, penguburan jenazah umumnya dilakukan di pekarangan rumah sendiri. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya melarang praktik penguburan tersebut, lalu mengubah kawasan Sirnaraga dan Astana Anyar menjadi pemakaman umum untuk warga pribumi. Meski demikian bukan berarti Astana Anyar menjadi wilayah yang penuh kuburan. Tempat pemakaman umum Astana Anyar memang ada, tapi posisinya terletak di tengah permukiman penduduk yang padat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *