Roro Jingkrak dan Bandung Wonosobo Tampil di Pendopo Stikosa-AWS

waktu baca 2 menit
Pementasan Ludruk Roro Jingkrak dan Bandung Wonosobo, karya UKM Teater Lingkar Stikosa-AWS dalam Malam Sastra "Maba" di Joglo Stikosa-AWS, dalam menyemarakkan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke- 58 Stikosa-AWS. (19/11)

SURABAYA-KEMPALAN: Pertunjukan Reog Ponorogo di halaman Pendopo Stikosa-AWS pada Sabtu malam (19/11), semakin menambah semarak rangkaian kegiatan Dies Natalis ke- 58 Stikosa-AWS.

Pertunjukan Reog tersebut sebagai pembuka Malam Sastra “Maba”, Mahasiswa Berbudaya, yang digelar oleh UKM Teater Lingkar Stikosa-AWS.

Selain penampilan spesial Reog dari Sanggar Singo Joyo Taruna Sakti Surabaya, malam sastra “Maba” juga menampilkan pertunjukan “Roro Jingkrak dan Bandung Wonosobo”, yang disutradarai oleh Ndangak mahasiswa UKM Teater Lingkar Stikosa-AWS.

Di pertunjukan tersebut, menceritakan yang menyerupai kisah legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Namun situasional dan permasalahannya yang berbeda. Yaitu kisah cinta Roro Jingkrak dan Bandung Bondowoso yang tragis, dikemas dalam bentuk Ludruk.

Kalau ceritera legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, mengisahkan tentang peristiwa kerajaan Prambanan masa silam. Sang raja gugur dalam perang, melawan Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging. Bandung Bondowoso kemudian secara otomatis langsung menguasai Kerajaan Prambanan. Namun di saat bersamaan, Bandung Bondowoso juga ingin menjadikan Roro Jonggrang sebagai permaisurinya.

Salah satu kreasi mahasiswa baru

Dalam sambutan pembukaan malam Sastra tersebut, Ketua Stikosa-AWS Dr. Meithiana Indrasari, ST.,MM. Mengaku kagum dan bangga dengan pertunjukan seni budaya mahasiswa UKM Lingkar Stikosa -AWS, yang merupakan bagian dari melestarikan dan terus mempopulerkan seni budaya Indonesia di era digital.

“Kita datang disini untuk menikmati karya seni budaya mahasiswa yang luar biasa, di tengah maraknya persaingan tontonan konten – konten digital seni budaya asing,” ujar Meithiana.

Ragam pentas seni dan budaya di malam sastra UKM Lingkar, juga menggelar pementasan Tari Ganongan tari tradisonal asal Ponorogo, Parade lagu – lagu dolanan Jawa: Gundul – Gundul Pacul, Cublek Suweng, Perahu Layar dengan iringan band mahasiswa Stikosa-AWS, bagian dari pertunjukan musik kontemporer “Kidung Jawa V2”.

Atraksi sembur api

Ketua UKM Teater Lingkar Stikosa-AWS Gery Julian Sahputra mengatakan, bahwa sebuah budaya yang dulu dilahirkan harus dirawat dengan baik dengan kesadaran yang tinggi.

Malam Sastra “Maba” tersebut, bagian dari rangkaian kegiatan sivitas akademika Stikosa-AWS, dalam memeriahkan Dies Natalis ke- 58 tahun.

Dimana sebelumnya pada 11 November, diawali dengan kegiatan Ziarah dan Tabur Bunga ke makam para pendiri Stikosa-AWS, Tasyakuran Dies Natalis, dan Pameran Foto hasil Hunting Bareng Mahasiswa (HBM) oleh UKM Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi, HIMMARFI Stikosa-AWS. (nmz)

Editor: DAD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *