Fisik Terkuras Habis, Pram/Yere “Say Good Bye” dari WTF 2021
NUSA DUA-KEMPALAN: Ajang BWF World Tour Finals 2021 telah menjalani pertandingan kedua babak penyisihan grup, Kamis (2/12). Wakil Indonesia pun sudah ada yang mulai tersisih dari babak penyisihan ini.
Sebagai wakil termuda dibandingkan wakil Indonesia lainnya, pasangan ganda putra Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yotje Yacob Rambitan jadi yang terlebih dahulu angkat koper dari turnamen ini.
Langkah Pram/Yere dihentikan pasangan ganda putra Malaysia Ong Yew Sin/Teo Ee yi melalui pertarungan yang berlangsung lewat rubber game. Pram/Yere takluk dengan skor 21-12, 11-21, 18-21.
Ini kekalahan kedua Pram/Yere setelah sehari sebelumnya (1/12) dipecundangi ganda putra dari Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi 14-21, 19-21. Sehingga apapun hasil pertemuan di antara Pram/Yere kontra Christo Popov/Toma Junior Popov hari ini (3/12) pun tak bermakna apapun.
Kedua pasangan yang sama-sama menelan dua kekalahan itu sudah sama-sama harus “out” dari ajang ini. Sementara itu pertemuan Hoki/Kobayashi dan Ong/Teo hanya menentukan siapa yang jadi juara grup B.
Stamina jadi penyebab kekalahan pasangan ini. ’’Pertandingan hari ini sangat melelahkan. Kami sudah mengeluarkan banyak stamina saat gim pertama. Sayangnya, saat gim kedua kami kurang fokus gara-gara fisik kami sudah mulai terkuras,’’ ungkap Yere dalam rilis dati PP PBSI.
Pram/Yere harus meladeni perlawanan ganda putra Malaysia tersebut sampai 56 menit lamanya. Durasi yang mereka akui sama-sama sudah menguras tenaga mereka berdua. Baik Pram/Yere ataupun kepada Ong/Teo.
’’Seharusnya kami bisa percaya diri untuk menang. Kalau dilihat-lihat, stamina kami ini sudah sama-sama capeknya dengan mereka (Ong/Teo), tinggal siapa yang kuat di lapangan maka dialah yang akan memenangkan pertandingan,’’ sebut Pram.
Terlepas dari kegagalannya bertahan di ajang WTF 2021 ini, Pram pun sudah memetik banyak pelajaran yang berharga dari kekalahan ini. Terutama yang mengajarkan mereka supaya lebih sabar lagi meladeni lawan-lawannya.
’’Kami tak perlu lagi tampil lebih menggebu-gebu, karena itu hanya akan membuang-buang banyak stamina kami. Itu penting dalam suatu laga, agar kami tidak mudah lelah,’’ lanjut pebulutangkis yang kelahiran Sukabumi, 20 tahun yang lalu itu. (Yunita Mega Pratiwi)