Badan PBB yang Mengurusi Pengungsi dari Palestina Hadapi Krisis Pendanaan
PBB-KEMPALAN: Kepala dari Badan PBB yang mengurusi permasalahan pengungsi dari Palestina mengatakan bahwa pihaknya pada saat ini tidak mampu untuk membayar 28,000 karyawannya pada bulan ini karena adanya krisis pendanaan yang ada. Ia juga memperingkatkan adanya potongan keuangan operasi yang ada dalam melakukan pelayanannya di Palestina yang mengurusi Jutaan pengungsi Palestina.
United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) menjalankan sekolah, klinik dan distribusi pangan bagi pengungsi Palestina di Timur Tengah.
Kebanyakan pengungsi Palestina yang ada merupakan warga asli Palestina yang terlantar dan terusir akibat konflik yang ada karena rumah dan desanya telah ditempati oleh Israel pada saat ini.
5,7 Juta pengungsi Palestina tersebut kebanyakan tinggal di kamp yang kemudian diubah menjadi kompleks perumahan di West Bank, Jerusalem Timur dan Garis Gaza.
Ketua dari UNRWA yaitu Philippe Lazzarini mengatakan pada Kamis bahwa dukungan AS yang sudah ada sejak beberapa tahun terakhir telah terhenti sejak era Donald Trump yang kemudian sangat menghambat pendanaan program yang ada.
Kemudian juga pada tahun 2019, UNRWA mengalami krisis manajemen karena ketua sebelumnya mengundurkan diri di tengah adanya tuduhan keterlibatannya dalam pelecehan seksual, nepotisme dan penyelewengan kewenangan.
“Kebutuhan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Palestina terus meningkat tiap tahunnya, namun pendanaan yang ada telah stagnan sejak tahun 2013” ucap Lazzarini.
Ia mengatakan bahwa donasi yang ada pada saat ini hanya mampu menutupi 48% dari rancangan anggaran tahun 2022 dan 2023.
(Aljazeera, Muhamad Nurilham)
