Jarnas Blitar Bentuk Think Tank Bersama Koalisi Perubahan
BLITAR-KEMPALAN: Setelah koalisi parpol pendukung Anies di Jakarta dikabarkan semakin solid dan kokoh, rupanya hal itu telah berimbas di daerah. Misalnya seperti yang terjadi di Blitar, Jatim, para politisi partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat Jum’at malam (31/3) berkumpul dan memetakan masalah yang akan dihadapi menjelang Pilpres 2024 mendatang. Jaringan Nasional atau Jarnas (simpul relawan Anies Baswedan) yang memprakarsai “silaturohmi politik” itu mengatakan, bahwa kebutuhan untuk segera mempertemukan partai koalisi pengusung Anies Baswedan tidak bisa ditunda. Hal itu mengingat, wilayah Blitar yang dikenal ‘kandang banteng’ membutuhkan perhatian serius agar kelak dalam pilpres 2024 Anies bisa meraup suara signifikan, bahkan memenangkannya.
“Salah satu kunci agar kemenangan dapat diperoleh, maka keterlibatan koalisi partai pengusung Anies harus sedini mungkin diajak rembugan” ujar syafik Zam Zam, Ketua Jarnas Blitar Raya dihadapan tokoh-tokoh parpol koalisi perubahan di Blitar raya. Salah satu langkah yang akan diambil agar pergerakan relawan pendukung Anies baswedan agar dapat bersinergi secara sistematis dan efektif antar simpul dan parpol pengusung, maka akan dibentuk Think Tank yang tugasnya adalah memetakan masalah yang akan dihadapi dan solusi yang dibutuhkan. “Misalnya soal pengerahan saksi di TPS harus segera dipikirkan mulai sekarang untuk mengawal kemenangan pak Anies di Blitar raya” imbuh Syafik.
Dalam pertemuan yang di gelar di Desa Sumberjo dan dimulai sekitar pukul 20.00 WIB berlangsung hingga tengah malam itu dihadiri oleh ketua Partai Nasdem Kab. Blitar Nurhadi beserta jajajarannya, Ketua PKS Kota Blitar dr. Leo, dan PKS kabupaten Blitar oleh Ustadz Azis. Sedangkan Partai Demokrat diwakili oleh Ridho Handoko beserta jajaran badan pemenangan pemilu Partai Demokrat. Dalam pertemuan itu, masing-masing perwakilan terlihat bersemangat menguraikan pandangannya tentang peluang dan kemungkinan yang bisa dilakukan untuk meraih kemenangan di Blitar raya. Dalam diskusi itu juga dibahas mengenai fenomena kekalahan bupati incumbent yang mengalami kekalahan pada Pilkada Bupati beberapa waktu yang lalu. Dan hal itu menunjukkan para voters di Blitar memiliki prilaku yang spesifik serta sangat dinamis. “Terbukti Calon Bupati yang diusung partai pemenang kalah” timpal salah seorang peserta diskusi.
Membangun Koordinasi dan komunikasi Politik yang Intens
Sementara itu, di sela-sela acara pertemuan tersebut, dr. Leo yang juga ketua Partai Keadilan Sejahtera Kota Blitar mengungkapkan harapannya agar komunikasi antar pimpinan partai pengusung Anies Bawedan yang selama ini sudah terjalin sangat baik supaya ditingkatkan lagi. Terutama koordinasi dengan seluruh simpul relawan yang ada di Blitar raya harus segera dibangun. Hal itu agar gerakan untuk memenangkan Anies Baswedan dapat berjalaan secara sistematis dan sinergis. Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 1989 ini juga mengungkapkan agar tim yang dibentuk mampu menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat akhir – akhir ini sebagai wujud keseriusan cita-cita melakukan perubahan yang lebih baik.
“Kita berharap koordinasi antar parpol koalisi perubahan plus simpul relawan pendukung Anies Baswedan segera dimulai agar dapat menyapa seluruh pendukung Anies di Blitar Raya tanpa terkecuali” tandas dr. leo. Hal senada juga diungkapkan oleh Ridho Handoko, politisi Partai demokrat dan juga anggota DPRD Kota Blitar, bahwa Partai Demokrat siap mendukung gagasan untuk membangun koordinasi antara parpol koalisi perubahan dengan simpul relawan Anies Baswedan. (lid)
