Gubernur Khofifah Sematkan Satyalancana pada 526 Pendonor Darah Sukarela
SURABAYA-KEMPALAN: Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur memberi penghargaan kepada 526 pendonor darah sukarela dari 34 kabupaten/kota di Jatim. Pasalnya, mereka sudah 75 kali, bahkan ada yang lebih, melakukan donor darah.
Penghargaan berupa piagam dan satyalancana tersebut diserahkan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (30/12).
Dalam sambutannya Khofifah mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada PMI Jatim hingga kabupaten/kota di Jatim bersama para pendonor, khususnya pendonor sukarela yang ikhlas telah menyumbangkan darahnya untuk kemanusiaan secara terus menerus hingga saat ini.
“Atas nama masyarakat Jawa Timur, saya mengucapkan terima kasih setinggi-tinggi kepada para pendonor darah yang sudah menyumbangkan diri untuk kemanusiaan secara rutin dan sukarela. Lewat PMI inilah tumbuh nilai-nilai kemanusiaan. Bila ada orang yang berbicara tentang moderasi dan toleransi, para pendonor darah inilah yang paling moderat dan paling toleransi,” kata Khofifah.
“Siapa yang paling Pancasila, ya para pendonor darah inilah yang Pancasilais. Mereka tidak pernah bertanya untuk siapa darah yang disumbangkan ini. Mereka secara ikhlas dan sukarela melakukannya,” lanjut gubernur perempuan pertama di Jatim itu.
Khofifah memuji keteladanan Ketua PMI Jatim H.Imam Utomo S dalam mengomandani organisasi kemanusiaan kemasyarakatan tersebut hingga kini. Bahkan, mantan gubernur Jatim ini termasuk orang yang ikut mendirikan Masjid Al-Akbar Surabaya (MAS) di kawasan Surabaya Barat.
Sementara itu, Ketua PMI Jatim H Imam Utomo S dalam keterangannya kepada media usai penyerahan penghargaan di Gedung Grahadi mengatakan, penghargaan ini digelar rutin setiap tahun. Untuk penghargaan 50 kali dilakukan oleh wali kota/bupati di masing-masing kabupaten/kota. Tahun ini jumlahnya mencapai sekitar 1.570-an.
Sedang untuk pendonor 75 kali dilakukan gubernur setelah ditandatangani Yusuf Kalla selaku ketua PMI Pusat. “Seperti hari ini ada 526 pendonor yang menerima penghargaan. Tapi karena keterbatasan tempat dan kesibukan gubernur, maka hanya dihadirkan 200 pendonor saja,” terang mantan Pangdam V/Brawijaya tersebut.
Sedang untuk pendonor darah 100 kali, satyalencana langsung disematkan oleh presiden di Istana Negara. “Dan penghargaan untuk pendonor 100 ini Jawa Timur terbesar dibandingkan daerah lain di seluruh Indonesiq. Kalau setiap tahun ada 700 pendonor yang penghargaanya diserahkan oleh Bapak Presiden, maka separuhnya berasal dari Jawa Timur. Ini yang terus kita pelihara,” terang Imam
Menurut Imam Utomo, PMI Jatim akan terus mendorong adanya regenerasi bagi pendonor darah rutin dan sukarela. Hal itu ia sampaikan berkali-kali termasuk ketika dirinya hadir dalam kegiatan donor darah yang digelar di Dinas Pendidikan Jatim, dimana kegiatan dihadiri para siswa SMA/SMK yang ada di Jatim.
“Kegiatan donor darah ini memang sangat menguntungkan bukan hanya bagi orang yang membutuhkan, tetapi juga untuk kesehatan pendonornya sendiri. Ibarat mobil, akan semakin baik jika rutin dilakukan pergantian oli. Sehingga memang perlu donor darah rutin,” tuturnya.
Diakui, untuk kebutuhan darah Jatim sudah sangat cukup setiap tahunnya dengan adanya pendonor sukarela di Jatim yang mencapai 350 ribu orang tersebut.
Hanya saja, memang saat ini belum semua UDD di Kabupaten/Kota di Jatim memiliki peralatan yang canggih. “Saat ini baru ada tujuh daerah yang memiliki peralatan canggih dan kualitas internasional sesuai dengan BPOM. Sisanya juga ada yang memiliki sertifikasi tingkat nasional. Tentunya hal itu perlu dipikirkan bersama. Mengingat peralatan yang canggih harganya juga mahal,” bebernya.
Sebelumnya, Dr Harsono, Ketua Panitia Pemberian Penghargaan Satyalencana pendonor 75 kali melaporkan ada 526 pendonor yang mendapat penghargaan yang diserahkan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Namun, karena terbatasnya tempat, yang dihadirkan hanya sebanyak 200 orang dan penghargaan diberikan secara simbolis oleh Gubernur Khofifah kepada 10 pendonor darah. (Dwi Arifin)
Editor: DAD
