Kapitalisme Sepakbola

waktu baca 5 menit
Timnas Argentina (Foto: uefa.com)

KEMPALAN: TEORI konspirasi ada di mana-mana. Di Piala Dunia Qatar kali ini pun beredar teori konspirasi. Salah satunya menyebutkan bahwa Argentina sudah disetting untuk menjadi juara. Ada beberapa indikasi yang menjurus ke arah itu. Media Inggris seperti The Sun, terang-terangan menuduh ada kekuatan yang menghendaki Argentina harus juara.

Sepakbola adalah bagian dari kapitalisme global dengan putaran uang ribuan triliun. Dalam tradisi kapitalisme global ada privilege bagi perusahaan-perusahaan trans-nasional raksasa untuk mendapatkan perlindungan supaya tidak bangkrut. Muncul jargon ‘’Too Big to Fail (TBTF)’’ , terlalu besar untuk (dibiarkan) gagal, yang menggambarkan pentingnya perusahaan-perusahaan besar itu untuk tetap berdiri, at all cost, dengan ongkos sebesar apapun.

Pemerintah Amerika Serikat punya daftar perusahaan-perusahaan yang masuk kategori TBTF yang harus dilindungi dari kebangkrutan. Pemerintah Amerika siap menggelontorkan subsidi besar untuk menjamin korporasi TBTF tetap berdiri. Ekonomi Amerika boleh kembang kempis dihajar resesi, tetapi bonus para eksekutif korporasi besar akan tetap diberikan dalam jumlah edan-edanan. Itulah prinsip TBTF yang menjadi kredo kapitalisme global.

BACA JUGA: The Icons

Dalam tradisi sepakbola internasional juga ada kategori TBTF itu. Brazil gagal melewati adangan Kroasia di perempat final melalui adu penalti. Tinggal Argentina yang menjadi wakil Amerika Latin. Untunglah Argentina bisa melewati hadangan Belanda.

Argentina tidak boleh gagal. Begitu kata teori konspirasi. Banyak kejanggalan yang menguntungkan Argentina. Messi menjadi kandidat top scorer dengan lima gol, empat di antaranya melalui penalti. Hanya satu gol yang dicetak melalui permainan hidup, itu pun hanya dari tim sekelas Australia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *