Hari Nakba, Peringatan Kesengsaraan Warga Palestina

waktu baca 2 menit
Hari Nakba-Ynetnews

PALESTINA-KEMPALAN: 15 Mei 1948, hari penuh sejarah untuk Palestina karena menjadi sumber kesengaraan warga Palestina karena adanya deklarasi negara Israel.

Pada tanggal 15 Mei 2022, warga Palestina merayakan Hari Nakba ke-74 sejak adanya deklarasi negara Israel di Palestina.

Nakba sendiri berarti “Bencana Besar” dalam bahasa Arab—yang kemudian merujuk kepada adanya pembersihan 2/3 etnis Palestina oleh Zionis.

Pada awalnya, komunitas Israel kecil di daerah Yishuv—berubah menjadi negara Israel dengan dukungan dari Britania Raya.

Hal tersebut membuat banyak warga Palestina meninggalkan daerahnya yang sudah lama ditinggali karena “Diusir”.

Bagi warga Palestina, Hari Nakba bukan hanya peringatan bersejarah yang telah bermula dari tahun 1880-an ketika Zionis Eropa mulai berpindah ke Palestina.

Zionis Eropa mulai mengaktualisasikan mimpinya yaitu membuat negara Israel—namun di sisi lain, warga Palestina mulai terusir—bahkan hingga saat ini.

Dari rentang tahun 1947-1949, sebesar 1,9 Juta warga Palestina diusir dari wilayahnya hanya untuk membuat pemukiman bagi komunitas Israel.

530 Pemukiman dan perkotaan diambil alih—dan 150,000 warga Palestina diyakini meninggal.

Banyak dari warga Palestina yang tidak tahu ingin pergi kemana—sehingga menjadi pengungsi di negara-negara tetangganya.

Pada saat ini, hanya sekitar 150,000 warga Palestina yang masih menempati.

Artinya adalah bahwa 78% warga asli Palestina sudah “Terusir” dari wilayahnya sendiri.

Hingga saat ini, nampaknya Zionis masih belum puas karena masih sering menggusur wilayah asli warga Palestina.

Seperti misalnya adalah video berikut yang diambil pada tanggal 13 Mei 2022, ketika warga Israel mulai secara sepihak mengambil alih wilayah Hebron.

Para ahli mengatakan bahwa Zionis berupaya untuk menghapus Palestina dari sejarah—dan yang bisa dilakukan warga Palestina adalah menahannya hingga mereka bisa merebut kembali wilayahnya.

Pemerintah Israel yang berada di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga telah membuat rencana untuk melakukan aneksasi lebih besar di bagian Tepi Barat Gaza.

Pada waktu mendatang, warga Palestina akan menghadapi tantangan yang lebih besar dan lebih kuat—sehingga diperlukan resistensi yang lebih mendalam untuk melindungi wilayahnya.

 

(Muhamad Nurilham, Aljazeera)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *