OLEH: Isa Ansori (Kolumnis)
KEMPALAN: Luar biasa sudah gelar pelaksanaan giat grand launching JIS semalam (19/4). Sebelumnya selama tiga hari dilaksanakan pertandingan international yang terdiri dari 4 club, Barcelona, Atletico Madrid, Bali United dan Indonesian All Star.
Kemegahan JIS nampak sekali oleh gemerlap lampu stadion, kombinasi warna-warni, penggunaan seluruh fasilitas yang bersatandar FIFA, membuat setiap orang yang menyaksikan akan berdecak kagum dan akan menyatakan ini hebat, ini luar biasa dan ini membanggakan.
Ya, siapapun pasti bangga apalagi masyarakat Jakarta, tentu akan sangat lebih bangga, selain stadion ini akan menjadi homebase laga kesebelasan kebanggaan mereka Persija, The Jack, pada acara grand launching semalam, Anies menjadikan Persija sebagai club pertama yang menggunakan rumput stadion ini untuk pertandingan setelah grand launching dan bahkan memberi kesempatan kepada legenda Persija Bambang Pamungkas sebagai pemain pertama yang menendang bola.
Usai sudah satu pekerjaan Anies yang membanggakan masyarakat Jakarta dan Indonesia, Grand Launching JIS. tentu ada banyak hal hal yang membanggakan masyarakat Jakarta yang sudah Anies lakukan sebelumnya. Ini yang disebut Anies sebagai pemenuhan terhadap janji-janji kampanye yang pernah dia lontarkan.
BACA JUGA: Anies, Bung Karno, dan Kedaulatan Pangan Nasional
Grand Launching semalam harus dimaknai sebagai penegasan bahwa Jakarta sudah siap menjalankan pemulihan ekonomi setelah dua tahun mengalami masa pandemi . Sebagai bagian dari kesiapan itu, Grand Launching ini juga memberi pesan kepada dunia bahwa Indonesia, Jakarta siap menjadi event-event olahraga yang bertaraf Internasional.
Luar biasa memang Anies dalam memberi pesan kepada dunia, tidak hanya dengan kata-kata, tapi dengan karya nyata yang bisa dilihat dan dirasakan. Memang seharusnya begitulah seorang pemimpin kalau ingin dihargai dan dipercaya oleh rakyat. Jujur dalam ucapan dan jujur dalam tindakan yang bisa dibuktikan.
BACA JUGA: Anies Membangkitkan Kembali Semangat Bandung
Membaca sepak terjang Anies di Jakarta ibarat membaca buku karya RA Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang.
Dalam bukunya, Kartini sebagai seorang perempuan yang mewakili nasib perempuan pada zamannya. Diperlakukan tidak adil, dianggap sebagai manusia kelas dua. Kartini ingin melawan perlakuan saat itu, namun kondisi saat itu menjadikan dia tak berdaya. Kartini lalu menorehkan persaannya dalam karya nyata berupa tulisan yang terkumpul dalam buku.
Kartini ingin menunjukkan bahwa perempuan tidak seharusnya seperti itu, mereka mempunyai kedudukan yang sama dan harus diberi kesempatan untuk maju dan berkembang.