Demi Cegah Stunting, Muhadjir Effendy Tegaskan Pentingnya Pendidikan Calon Pengantin

waktu baca 2 menit
Menteri PMK Muhadjir Effendy ketika menjadi pembicara dalam Dialog Percepatan Penurunan Stunting di Gedung Diklat Kabupaten Malang pada Minggu (20/3). (Kemenko PMK)

JAKARTA-KEMPALAN: Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia menuturkan tentang pentingnya pendidikan calon pengantin (catin) sebagai tindakan pencegahan agar bayi tidak terkena stunting.

Melansir Kompas, hal itu dilakukan melalui pendidikan catin yang dilaksanakan melalui pendampingan kesiapan menikah serta hamil pada para catin.

“Karena puncak usia produktif 2045 ditentukan oleh anak yang lahir di tahun ini maka kita harus tangani sungguh-sungguh,” tutur Menko PMK pada Senin (21/3). Ia menambahkan tiga bekal yang harus ada oleh para catin: kesehatan reproduksi, kesehatan keluarga, dan cara hidup bekeluarga.

Tokoh Muhammadiyah itu juga menambahkan, apabila stunting tidak ditangani dengan sungguh-sungguh, maka bonus demografi akan terlewat dan Indonesia akan kesulitan guna mencapai generasi emas pada tahun 2045.

Melansir situs Kemenko PMK, Muhadjir berucap “Mereka yang terkena stunting, intervensi setelah usia itu, apapun bentuknya tidak akan optimal. Maka itu stunting sangat vital untuk pembangunan Indonesia.” Hal ini ia sampaikan ketika mengisi Dialog Percepatan Penurunan Stunting di Gedung Diklat Kabupaten Malang pada Minggu (20/3).

Selain Muhadjir, Agus Suprapto selaku Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK berujar bahwa selain pendidikan catin, penguasaan lapangan menjadi penting baik dari pendamping keluarga maupun yang didampingi.

“Dalam penanganan stunting mencapai angka 14 persen secara nasisonal, yang paling penting adalah penguasaan lapangan. Yakni data realitas jangan ada yang disembunyikan,” tuturnya seraya menambahkan bahwa hal tersebut jadi sasaran konvergensi sumber daya di kabupaten atau kota.

Ia membeberkan data bahwa prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 27,6 persen jadi 24,6 persen. Adapun Presiden Joko Widod menargetkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024. Demi mencapai sasaran itu, penanganan stunting pada 2 tahun ke depan harus turun sekitar 3 sampai 3,5 persen per tahun.

Pada acara itu, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Sekretaris Perwakilan BKKBN Jatim Ngiyit Widi Amini, Pengarah Konsorsium Perguruan Tinggi Jawa Timur Tri Sumarmi, Koordinator Konsorsium Perguruan Tinggi Jatim Sri Rahayu dan jajaran Kabupaten Malang lainnya juga turut hadir. (Kompas/Kemenko PMK, Reza Hikam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *