Ukraina

waktu baca 7 menit
Armada tank Ukraina dikerahkan dekat Krimea yang telah dianeksasi Rusia.

KEMPALAN: Ingat Ukraina, ingat Andriy Shevchenko. Legenda sepak bola yang menjadi bintang AC Milan dan kemudian menjadi pelatih Ukraina yang membuat sejarah dengan lolos ke perempat final turnamen Euro 2020, sebelum dihentikan oleh tim Inggris.

Shevchenko dipuja sebagai pahlawan di Ukraina. Pada perhelatan Piala Eropa itu warga Ukraina bangga karena bisa membuktikan kehebatan mereka di ajang sepak bola internasional dengan menembus babak 8 besar. Yang lebih membuat warga Ukraina bangga adalah mereka bisa berprestasi lebih baik dari timnas Rusia.

Dua negara itu bertetangga, tetapi bermusuhan. Persaingan politik berimbas pula pada persaingan di lapangan sepak bola. Pada perhelatan Piala Eropa itu Rusia memprotes UEFA, otoritas tertinggi sepak bola Eropa, gegara jersey yang dikenakan oleh timnas Ukraina di bawah asuhan Andriy Shevchenko.

Pada bagian depan jersey itu tertampang logo biru bertuliskan ‘’Ukraina’’ dan dilingkari oleh peta wilayah Ukraina yang menyertakan wilayah semenanjung Krimea sebagai bagian dari Ukraina. Rusia marah karena mengklaim Krimea sebagai wilayah Rusia.

Negara beruang merah itu menginvasi Krimea pada 2014 dan menganeksasi menjadi bagian dari Rusia. Ukraina melawan aneksasi itu dan terjadi perang dahsyat. Rusia memenangkan perang dan merebut Krimea dan memasukkan ke dalam wilayah kekuasaannya. Dunia internasional tidak mengakui aneksasi itu dan Krimea tetap diakui sebagai wilayah Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dengan bangga memakai jersey desain baru itu dan memamerkannya kepada publik melalui swafoto yang diunggah di aku Instagramnya. Pada logo jersey itu tertulis narasi ‘’Glory to Ukraine’’, keagungan untuk Ukraina. Di bagian belakang jersey tertulis narasi ‘’Glory to Heroes’’, keagungan untuk para pahlawan.

Narasi itu dianggap sindiran oleh Rusia yang melihatnya sebagai provokasi politik. Rusia mendesak UEFA untuk meminta Ukraina mengganti logo dan narasi. UEFA menolak permintaan Rusia, karena Krimea diakui sebagai wilayah Ukraina oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). UEFA juga tetap memperbolehkan Ukraina memasang logo ‘’Glory to Ukraine’’, tetapi logo ‘’Glory to Heroes’’ dihilangkan.

Perseteruan tidak berhenti sampai disitu. Sekarang perseteruan malah semakin panas. Rusia sudah menyiapkan ribuan pasukannya di perbatasan Ukraina dan siap melakukan serangan militer. Konflik ini membuat dunia cemas karena dikhawatirkan bisa berkembang menjadi konflik yang lebih besar yang melibatkan Amerika Serikat.

Rusia sudah panas dan gatal tangan untuk segera menyerang Ukraina. Amerika mengingatkan Rusia supaya tidak mengganggu Ukraina. Tetapi, Presiden Rusia Vladimir Putin yang dikenal sebagai presiden yang ekspansionis tampaknya tidak takut oleh gertakan Amerika dan lebih memilih agresi militer untuk memulihkan kehormatannya.

Konflik wilayah perbatasan yang bertetangga masih banyak terjadi di berbagai negara. Arab Saudi menggempur Yaman sejak 2015 karena membela salah satu faksi yang bertempur dalam perang saudara. Kelompok sunni bertarung melawan kelompok syiah yang didukung Iran. Saudi menyerang Yaman dan perang berkobar sampai sekarang belum bisa diselesaikan.

Di bawah kendali Pangeran Muhammad bin Salman, Arab Saudi menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih agresif. Dalam konflik di Yaman, Arab Saudi terlibat langsung dengan mengirim pasukan dan pasokan senjata. Perang ini menjadi perang yang berkepanjangan dan membuat wilayah Timur Tengah semakin tidak stabil.

Peperangan militer… 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten ini dilindungi. Silakan berlangganan untuk membaca lebih lanjut.