Komunitas Muslim AS (Masih) “Dimata-matai” di Masjid AS

waktu baca 2 menit
Ilustrasi Muslim di AS-BBC

WASHINGTON D.C-KEMPALAN: Grup Advokasi Muslim Amerika mengatakan bahwa pihaknya menemukan laporan bahwa terdapat “Mata-mata” yang menyusup ke dalam grupnya. Tidak lama, sehari kemudian, grup tersebut mengatakan bahwa komunitas Muslim di AS “Dimata-matai” di tempat ibadah di AS yang kemudian informasi yang ada diberikan kepada kelompok Anti-Muslim

Kedua insiden tersebut diungkapkan oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR) yang kemudian membuat kepanikan bagi komunitas Muslim di AS mengenai adanya mata-mata.

“Komunitas Muslim AS merasa kaget dan sedih mengetahui adanya situasi seperti ini. Tidak jarang juga dari kami merasa wajar bahwa kelompok Anti-Muslim kasih mengincar dan memata-matai kami” ucap Whitney Siddiqi yang merupakan Direktur Hubungan Masyarakat CAIR.

Pada 15 Desember silam, CAIR menuduh Romin Iqbal yang merupakan Direktur dari CAIR cabang Columbus dengan tuduhan melanggar privasi dan etis.

CAIR menuduh Iqbal memberikan semua informasi komunitas Muslim AS kepada Investigative Project on Terrorism (IPT) yang merupakan organisasi sipil yang selalu membawa narasi Anti-Muslim.

Kemudian pada 21 Desember silam, CAIR juga menangkap seseorang yang menjadi mata-mata di Masjid di AS dan dikatakan bahwa ia dibayar secara langsung oleh Direktur Eksekutif IPT yaitu Steven Emerson.

“Perkembangan berita: Mata-mata kedua telah menyerahkan dirinya secara sukarela dan mengaku bahwa ia bukanlah bagian dari CAIR. Ia aktif di masjid-masjid di AS dan menyalurkan informasi yang didapat ke IPT” ucap lembaga CAIR dalam cuitan Twitter.

Sejak dua dekade lalu, lebih tepatnya setelah kejadian 9/11, komunitas Muslim AS mengalami adanya tindakan diskriminatif, dimata-mati hingga tindakan kriminal.

Seperti contohnya pada tahun 2002 hingga 2014, Departemen Polisi New York memiliki unit untuk melakukan mata-mata kepada semua Muslim yang ada di kota tersebut.

Polisi New York melakukan pelacakan mulai dari data diri hingga tempat tinggal dan lainnya serta melakukan pengawasan di Masjid New York.

(Aljazeera, Muhamad Nurilham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *