Program Wirausaha Santri Rp 1,8 M Dikerjakan Hitungan Hari, LSM Sumenep Minta Diaudit
SUMENEP-KEMPALAN-Sahrul Gunawan seperti kehilangan kesabaran melihat Program Wirausaha Muda Santri yang dilakukan Bidang Pemuda dan Olahraga (Pudpora) Disparbudpora Sumenep terkesan main-main.
Direktur LSM Sumenep Independen ini meminta kepada BPK Perwakilan Jawa Timur agar segera mengaudit penggunaan APBD Sumenep 2021 dalam program penciptaan Wirausaha Muda Santri.
“Biar clear. BPK segera melakukan audit penggunaan anggaran Wirausaha Muda Santri yang dianggarkan Rp 1,8 miliar,” terang Sahrul dalam keterangan yang dikirim kepada kontributor kempalan, Selasa (28/12).
Sahrul menengarai ada banyak kejanggalan dalam penggunaan dana APBD Sumenep di program Wirausaha Muda Santri.
Salah satu kejanggalan yang tampak adalah jumlah peserta sebanyak 500 orang. Tapi dikerjakan dalam hitungan hari. Seperti 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 20 hari.
Kata Sahrul, biaya miliaran rupiah sulit diterima akal sehat jika jumlah peserta 500 orang dengan masa waktu pelatihan dalam hitungan hari.
“Ini tak masuk akal sehat. Apalagi launching produk Wirausaha Muda Santri tak ada. Biar semua jelas. Biar BPK mengaudit program Wirausaha Muda Santri,” kata Sahrul menambahkan.
Sebelumnya, netizen dibuat heboh adanya postingan anggaran pelatihan Wirausaha Muda Santri di Sumenep yang menelan biaya Rp 1,8 Miliar.
Heboh karena masa pelatihan ada yang 2 hari, ada yang 5 hari, ada yang 7 hari dan 20 hari untuk 20 peserta. Total 500 peserta untuk program Santri Millenial Entrepreneur sebagai salah satu program andalan Fauzi-Eva.
Sahrul mengaku tak habis pikir biaya pelatihan sebesar hampir Rp 2 miliar dikerjakan sepekan dan tak ada tindak lanjut dari kegiatan itu.
BACA JUGA: Pelatihan Santri di Sumenep Telan Rp 1,8 M, Sahrul: Menari di Atas Penderitaan Rakyat
“Ini namanya menghambur-hamburkan uang APBD saat banyak orang paceklik diterpa PPKM Covid. Saat pandemi, para pengguna anggaran diduga menari di atas penderitaan rakyat,” ucap Sahrul.
“Yang 20 hari hanya untuk 20 orang. Sisanya 7 hari, ada yang dilatih 2 hari dan 5 hari,” tambah Sahrul ketika itu.
Sementara itu, Kabid Pemuda Olahraga Disparbudpora Sumenep Subiyakto tak mau berkomentar panjang terkait permintaan LSM Sumenep Independen karena dirinya baru aktif menjabat awal November lalu.
Subiyakto berkomentar singkat. “Silahkan saja kalau mau diaudit,” ucapnya singkat via WhatsApp, Selasa (28/12).
Sementara Syaifuddin Anshari, manta Plh Kabid Pemuda dan Olahraga Disparbudpora yang menangani program Santri Millenial Entrepreneur sebagai salah satu program andalan Fauzi-Eva menjawab datar.
“Silahkan mas sebab apapun kegiatan pemerintah, pastinya akan diaudit,” jawabnya via WhatsApp, Selasa (28/12).
Seperti diketahui, kegiatan wirausaha muda santri menjadi salah satu program Fauzi-Eva pada Pilkada 2020 lalu untuk mencetak santri berjiwa wirausaha.
Kegiatan ini sudah dilaunching Bupati Sumenep Ach. Fauzi pada Senin 12 Juli lalu.
Pada APBD Sumenep 2021, tertuang kegiatan wirausaha muda santri sebesar Rp 2,9 miliar. Namun, Plh Kabid Pemuda Olahraga Disparbudpora Sumenep mengubah pagu kegiatan itu sebesar Rp 1,8 miliar lewat mendahului PAK APBD 2021.
Pelatihan mencetak wirausaha muda santri di Sumenep ini dilakukan di empat plasma yang melibatkan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) di sejumlah pondok pesantren dan lembaga yang memiliki tempat pelatihan di Sumenep.