Pelatihan Santri di Sumenep Telan Rp 1,8 M, Sahrul: Menari di Atas Penderitaan Rakyat

waktu baca 4 menit
Sahrul Gunawan dari Sumenep Independen dan tas peserta pelatihan Santri Millenial Entrepreneur (kempalan)

SUMENEPKEMPALAN-Baru-baru ini, netizen dibuat heboh adanya postingan anggaran pelatihan Wirausaha Muda Santri di Sumenep yang menelan biaya Rp 1,8 Miliar.

Heboh karena masa pelatihan ada yang 2 hari, ada yang 5 hari, ada yang 7 hari dan 20 hari untuk 20 peserta. Total 500 peserta untuk program Santri Millenial Entrepreneur  sebagai salah satu program andalan Fauzi-Eva.

“Yang 20 hari hanya untuk 20 orang. Sisanya 7 hari, ada yang dilatih 2 hari dan 5 hari,” ucap Sahrul, Aktivis Sumenep Independen yang dihubungi kontributor kempalan, Sabtu (9/10).

Sahrul mengaku tak habis pikir biaya pelatihan sebesar hampir Rp 2 miliar dikerjakan sepekan dan tak ada tindak lanjut dari kegiatan itu.

“Ini namanya menghambur-hamburkan uang APBD saat banyak orang paceklik diterpa PPKM Covid. Saat pandemi, para pengguna anggaran diduga menari di atas penderitaan rakyat,” tambah Sahrul.

Menanggapi komentar aktivis Sumenep Independen, Syaifuddin Anshari, Plh Kabid Pemuda Olahraga Disparbudpora Sumenep yang menangani program Santri Millenial Entrepreneur  sebagai salah satu program andalan Fauzi-Eva menjawab datar.

“Yang jelas kegiatan Santri Milenial Entrepreneur ini kami laksanakan sesuai ketentuan dengan waktu dan kebutuhan saat pelatihan. Serta dari sebagian pelatihan tersebut peserta pun dapat mengimplementasikan hasil pelatihan dengan contoh bahan/peralatan yang diberikan kepada peserta,” terangnya saat dikonfirmasi kempalan via WhatsApp, Sabtu sore (9/10).

Ditanya soal output dari pelatihan Wirausaha Muda Santri itu, Syaifuddin tak mau jelasin.

Sekedar informasi, kegiatan wirausaha muda santri menjadi salah satu program Fauzi-Eva pada Pilkada 2020 lalu untuk mencetak santri berjiwa wirausaha.

Kegiatan ini sudah dilaunching Bupati Sumenep Ach. Fauzi pada Senin 12 Juli lalu.

Pada APBD Sumenep 2021, tertuang kegiatan wirausaha muda santri sebesar Rp 2,9 miliar. Namun, Plh Kabid Pemuda Olahraga Disparbudpora Sumenep mengubah pagu kegiatan itu sebesar Rp 1,8 miliar lewat mendahului PAK APBD 2021.

Pelatihan mencetak wirausaha muda santri di Sumenep ini dilakukan di empat plasma yang melibatkan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) di sejumlah pondok pesantren dan lembaga yang memiliki tempat pelatihan di Sumenep.

“Peserta wirausaha muda santri merupakan utusan dari pondok pesantren dan desa untuk pengembangann BUMDes. Jenis pelatihan meliputi, digital marketing dan otomotif; desain animasi; produk pangan; dan pelatihan skill individu.,” terang Syaifuddin, Kamis (12/8/2021), seperti dikutip mata jatim.

Plasma I Pelatihan Digital Marketing dan Otomotif

  1. BLKK Ponpes Al-Amien, Pragaan. (Digital Marketing)
  2. BLKK Ponpes Annuqayah, Guluk-Guluk (Sistem Electronik Fuel Injekction-EFI)
  3. BLKK Nurul Islam, Bluto. (Digital Marketing)
  4. BLKK Alhidayah, Arjasa. (Digital Marketing)
  5. BLKK Yayasan Fatimah binti Ghozan, Manding. (Digital Marketing)

Dikatakan, setiap BLKK ini menggelar pelatihan dua sesi. Sesi pertama sebanyak 16 peserta. Kemudian dilanjut dengan sesi kedua dengan jumlah peserta 16 orang.

“Pelatihan dibuat selama 7 hari,” tambah Syaifuddin.

Menurutnya, peserta pelatihan diambil dari sekitar lokasi BLKK. Jika peserta dari Pragaan bisa ikut ke BLKK Ponpes Al-Amien, Pragaan. Begitu peserta yang lain mengikuti lokasi BLKK sekitar.

“Total peserta pelatihan di 5 BLKK ini ada 160 peserta wirausaha muda pesantren yang diambil dari sekitar lokasi BLKK. Seperti,” sambungnya.

 Next: Pelatihan Desain dan Animasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *