Buat Sobat Ambyar, Yuk Mampir Ke Museum Mini Didi Kempot
SURAKARTA-KEMPALAN: Dalam liburan jelang pergantian tahun kali ini, akan ada kejutan untuk fans berat penyanyi lagu-lagu Jawa mendiang Didi Kempot. Sebab Sobat Ambyar (sebutan fans Didi Kempot) bisa melihat dari dekat benda-benda memorabilia milik mendiang.
Benda-benda koleksi pribadi sang maestro tersebut sudah dikumpulkan dan akan dipamerkan di dalam Museum Mini Didi Kempot. ’’Peresmiannya akan kami selenggarakan pada 29 Desember nanti,’’ sebut istri mendiang Didi Kempot, Yan Vellia.
Pembukaan museum mini tersebut akan mulai digelar tepat pada pukul 9 pagi. Hanya, lanjut Yan Vellia, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19 maka pengunjungnya tidak diperbolehkan Pemkot Surakarta sampai membludak. ’’Dibatasi,’’ lanjut wanita yang dikaruniai dua orang anak dari mendiang, Saka Praja Adil Prasetya dan Seika Zanithaqisya Prasetya itu.
Pembukaan tersebut menandai rampungnya proses pembangunan yang sudah dilakukan sejak di bulan April lalu. ’’Kami upayakan tepat waktu sehingga sudah bisa dibuka dan dinikmati ketika momen liburan Natal dan Tahun Baru,’’ ungkap wanita pemilik nama asli Tarbiyah Setyani itu.
Museum Mini Didi Kempot tersebut terletak di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo. Tepat di dekat kediaman penyanyi berjuluk The Godfather of the Brokenheart tersebut. Di museum itu nantinya pengunjung bisa melihat banyak benda bersejarah milik sang mendiang.
Yan Vellia menuturkan, banyak benda-benda memorabilia yang akan dipamerkan di musem itu. Mulai baju-baju hingga aksesoris yang kerap jadi ciri khas almarhum semasa masih hidup dan sering naik turun panggung itu.
’’Ada baju harian, tas kecil yang sering beliau tenteng ketika show. Bahkan tas itu masih lengkap beserta isinya, seperti minyak rambut, rokok, korek, ponsel dan kacamata yang semua masih tertata rapi di lemari,’’ ungkap wanita berusia 39 tahun itu.
Selain baju sehari-hari, ada pula baju yang sering beliau kenakan di saat show. Entah di acara-acara televisi on air atau off air. Benda yang biasa dipegang mendiang semasa hidupnya seperti cangkir-cangkir pun juga akan dipajang di museum.
Terutama cangkir yang kerap dipakai oleh mendiang menyeruput teh hangat buatan sang istri. Patung sang maestro juga akan ada di sana. ’’Sehingga, siapapun akan merasa beliau masih ada ketika datang ke museum ini,’’ sebutnya. (Yunita Mega Pratiwi)