Dehidrasi dan Kelaparan Ancam Pengungsi Angin Topan Rai di Filipina
MANILA-KEMPALAN: Warga yang berhasil selamat dari adanya angin topan terbesar pada tahun ini di Filipina yaitu Topan Rai menghadapi permasalahan baru yaitu kurangnya pangan dan air minum. Dua orang meninggal dikarenakan dehidrasi di Pulau Siargao.
Topan Rai yang menyerang Filipina pada Kamis silam merupakan angin topan terkuat yang menghantam Filipina pada tahun ini.
Banyak pekerja pemberi bantuan yang mengatakan bahwa Topan Rai “Menghancurkan segalanya” muclai dari rumah, sekolah, rumah sakit hingga lainnya menjadi puing-piung tidak tersisa.
Badan Mitigasi Bencana Filipina mengatakan bahwa sekitar 90% hingga 95% rumah yang ada di kawasan pulau Siargao hancur yang kemudian membuat 80% warga disana menjadi tunawisma.
Salah satu tempat yang paling terdampak dari adanya Topan Rai adalah pulau Siargao yang mengakibatkan kematian sekitar 392 orang berdasarkan data pada Selasa (21/12).
Di pulai Siargao tersebut, terdapat dua warga yang sudah selamat dari topan tersebut, namun harus meninggal dikarenakan dehidrasi.
Parahnya keadaan di sana kemudian membuat banyak warga yang membawa banner bertulisan untuk meminta bantuan makanan kepada siapapun yang melihatnya.
Permasalahan makanan dan kurangnya minuman pada saat ini mengancam pengungsi Topan Rai di Filipina.
Tidak hanya di pulau Siargao, di pulau Dinagat, suplai makanan dan minuman di kota tersebut sangat rendah dan dalam waktu beberapa hari diperkirakan akan kosong.
Kementerian Kesejahteraan Sosial Filipina mengatakan bahwa pihaknya menjanjikan 35,000 paket makanan, namun angka tersebut masih sangat kurang karena yang terdampak diperkirakan mencapai 375,000 keluarga.
Jumlah tersebut yang sangat sedikit bahkan belum diterima satu pun oleh pengungsi yang ada.
(Aljazeera, Muhamad Nurilham)