Buntut Pengunduran Dirinya, BWF Kecewa Kepada PP PBSI
HUELVA-KEMPALAN: Keputusan PP PBSI yang menarik kontingennya dari keikutsertan dalam ajang Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021 cukup mengagetkan. Sebab, keputusan PBSI itu langsung diambil setelah menggelar tiga turnamen sekaligus yang bertajuk Indonesia Badminton Festival (IBF) 2021 di Nusa Dua, Bali.
Apalagi, keputusan tersebut diambil setelah induk olahraga bulutangkis internasional BWF telah melakukan pengundian pertandingan yang akan berlangsung di Palacio de Los Deportes Carolina Marin Arena, Huelva, Spanyol, pada 1 Desember lalu.
Itulah yang akhirnya membuat BWF kecewa dengan keputusan PBSI untuk mengundurkan diri dari ajang penutup kalender turnamen musim 2021 itu. ’’BWF kecewa dengan keputusan yang sudah diambil PBSI,’’ tulis BWF dalam rilis resminya, Rabu sore (8/12).
’’Menyayangkan keputusan pengunduran diri tersebut diambil setelah hasil pengundian keluar,’’ tambah BWF. Bukan hanya pebulutangkis-pebulutangkis dari Indonesia yang sudah batal tampil di ajang tersebut.
Kento Momota sebagai juara bertahan dan pebulutangkis berperingkat kedua BWF tunggal putra juga sudah menyatakan mundur dari ajang ini. Demikian pula dengan ganda campuran Malaysia, Chan Peng Soon dan Goh Liu Ying.
Bedanya, mereka mundur secara pribadi. Bukan dengan langsung seluruh kontingen Jepang dan Malaysia. Momota mundur karena masih belum pulih dari cedera. Sementara, Peng Soon/Liu Ying karena keduanya sudah mengumumkan perpisahan sebagai pasangan setelah berduet dalam waktu 13 tahun.
Dengan adanya pengunduran diri sebanyak 16 pebulutangkis dari Indonesia, ditambah dengan Momota dan Peng Soon/Liu Ying, BWF pun menyatakan mereka akan tetap jalan terus. Apalagi seperti yang dikhawatirkan oleh pihak Indonesia terkait dengan merebaknya varian Covid-19 baru, Omicron, mereka sudah mengantisipasinya.
’’BWF dan pihak Federasi Bulutangkis Spanyol (FESBA) sekarang fokus untuk menggelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021 ini agar tetap aman dan sukses sesuai dengan saran dan tindakan yang diberikan dari pihak otoritas kesehatan lokal dan nasional,’’ sebut BWF.
’’Termasuk fokus juga kepada protokol kesehatan yang komprehensif bagi semua kontingen dari negara-negara peserta. Baik bagi semua pemain, ofisial tim, dan pemangku kepentingan,’’ imbuh BWF dalam keterangan resminya. (Yunita Mega Pratiwi)