Gelombang III: Yakin Vaksin/Vaksin Yakin

waktu baca 10 menit
Poster Yakin Vaksin diperjualbelikan di masyarakat baik langsung maupun via toko online (foto:ist)

KEMPALAN: Pandemi Covid-19 masih memberi ancaman. Namun hingga saat ini, grafik penderita sudah sangat landai. Secara nasional, tidak sampai seribu pasien di seluruh Indoneia, hanya sekitar 400. Boleh dibilang kini Covid-19 berada pada ancaman terendahnya.

Masih Misteri

Gelombang kedua serangan Covid-19 di Indonesia terjadi pada bulan Juni 2021 dan berakhir pada bulan Agustus 2021. Kasus Covid-19 yang menggunung kemudian melandai, sangat landai.

Mencermati kasus lainya, tiga bulan lalu, di negeri Sakura, gelombang pandemi virus corona kelima dan terbesar di Jepang, yang didorong oleh varian delta yang sangat menular, mencapai rekor harian COVID-19 hampir menyentuh 26 ribu kasus. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, kasus Corona anjlok di bawah 200 kasus.

Demikian juga dengan di India yang pada awal tahun ini terjadi peningkatan kasua covid-19 yang sangat signifikan. Namun tiba-tiba “berakhir” pada akhir April 2021 dengan grafik jumlah kasus yang melandai.

Pandemi yang terjadi tiba-tiba dengan peningkatan infeksi baru yang tampaknya tanpa henti, namun kemudian berakhir juga dengan tiba-tiba.

Sejumlah negara di Eropa kini tengah berjuang menghadapi krisis gelombang kelima virus corona pada November 2021. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kasus harian infeksi Covid-19 di Eropa seperti Jerman, Inggris, Turki, Perancis, dan lainnya.

Pertanyaan kritisnya adalah apakah yang menyebabkan “menghilang”-nya kasus ini secara drastis dan tiba-tiba? Demikian juga dengan kemunculannya yang juga tiba-tiba “menggunung” meski di masyarakat yang sudah divaksin yang mencapai 80-90 persen seperti negara-negara di Eropa.

Belum ada yang memberikan jawaban pasti.

Status Covid-19 seabagai pandemi hingga kini pun masih menjadi perdebatan. Sebuah tim dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dikirimkan ke Wuhan, China, untuk menyelidiki asal usul virus Covid-19.

Tim tersebut dikirim karena ketika WHO menyatakan adanya pandemi 13 Maret 2020, syaratnya masih kurang. Menurut WHO Pandemi adalah penyakit menular lewat binatang. Ada mutasi dari binatang ke manusia. Dari manusia ke manusia. Baru kemudian antar bangsa ini menjadi pandemi. Proses ini terjadi secara gradual.

Ternyata sampai berakhirnya masa kerja tim dari WHO tersebut belum memberikan kesimpulan yang meyakinkan mengenai kebenaran virus Covid-19 dari WUhan. Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina saling tuding sebagai penyebab. Virus dari hewan ke manusia belum terbukti. Belum diketahui asalnya virus pertama. Karena ini syarat utama dari pandemi.

Selain itu, menurut pakar kesehatan, cara penyebarannya tidak seperti pandemi yang seharusnya. Jadi ini diragukan sebagai pendemi. Ini pun bisa diduga bio terorisme yang membutuhkan kajian yang mendalam.

Usaha untuk mengungkap misteri ini dilakukan oleh tim peneliti dari Jepang. Dikutip dari Japan Times alasan utama mungkin terkait dengan perubahan genetik yang dialami virus Corona selama reproduksi, dengan kecepatan sekitar dua mutasi per bulan. Menurut teori Ituro Inoue, seorang profesor di Institut Genetika Nasional, varian Delta di Jepang mengakumulasi terlalu banyak mutasi pada protein non-struktural yang mengoreksi kesalahan virus yang disebut nsp14.

Akibatnya, virus berjuang untuk memperbaiki kesalahan tepat waktu, yang pada akhirnya mengarah pada ‘penghancuran diri’ atau lenyap dengan sendirinya.

Banyak ahli menunjukkan berbagai kemungkinan kasus COVID-19 anjlok, termasuk tingkat vaksinasi Jepang yang tertinggi di antara negara-negara maju lain yaitu 75,7 persen sudah menerima vaksinasi dosis kedua. Faktor lainnya adalah kedisiplinan menjaga jarak dan memakai masker yang memang tertanam kuat dalam masyarakat Jepang.

Tetapi anjloknya kasus Covid-19 di Jepang berseberangan dengan kondisi di Indonesia dan India yang juga telah menerima vaksin lebih dari 50 persen namun tidak memiliki kedisiplinan menjaga jarak dan memakai masker.

Next: Belajar dari Flu Spanish

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *