Setelah di Kosovo, Sekarang ke Serbia, Perwakilan EU Ajak Keduanya Berunding
BEOGRAD, KEMPALAN: Perwakilan khusus Uni Eropa untuk permasalahan Kosovo-Serbia, Miroslav Lajcak sampai di ibukota Serbia, Beograd pada Rabu (3/3) setelah sebelumnya berkunjung ke Pristina, Kosovo. Menurut B92, pertemuan antara Lajcak dan Vucic dilaksanakan di gedung kepresidenan Serbia kisaran jam enam petang.
Setelah bertemu dengan Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, Lajcak mengatakan bahwa negara anggota UE berharap kedua negara itu melanjutkan perundingannya. Ia menganggap bahwa dialog adalah kunci dari kedua belah pihak untuk masuk Uni Eropa.
“Kami tidak tertarik untuk mempertahankan status quo dan kami siap untuk mengakhiri proses dengan sukses secepat kedua belah pihak siap untuk melangkah,” ujar Lajcak dalam Radio Free Europe/Radio Liberty.
Ia menunjukkan bahwa Uni Eropa mengharapkan kedua belah pihak untuk menerapkan semua yang telah dicapai dalam proses dialog dalam 10 tahun terakhir.
Dalam mengakhiri permasalahan kedua negara ini, Uni Eropa bekerja sama dengan Amerika Serikat, di mana kebanyakan negara anggota Uni Eropa maupun Amerika Serikat telah memberikan pengakuan pada kemerdekaan Kosovo yang dideklarasikan pada tahun 2008. Akan tetapi beberapa negara seperti Cina, Rusia, dan Indonesia masih belum memberikan pengakuan kepada Kosovo. AS sendiri telah memberikan wewenang untuk menengahi permasalahan kedua negara ini kepada Uni Eropa.
Setelah bertemu Lajcak, Vucic mengatakan Serbia siap untuk kembali dalam perundingan dan mencapai sebuah solusi.
“Kami percaya bahwa kesepakatan kompromi berarti tidak ada yang mendapatkan segalanya dan semua orang mendapat cukup,” kata Vucic.
“Tuan Lajcak mengenalkan saya pada hal-hal terpenting di Pristina. Serbia berkomitmen untuk berdialog dengan Pristina dan siap melanjutkan dialog kapan pun jika diundang ke Brussel. Kedua, Serbia mendukung kegiatan dan niat Lajcak untuk mencapai solusi. Melalui kebijakan kompromi. Hal itu berarti ketidakpuasan bagi kedua belah pihak, tetapi tanpa ultimatum dan penerapan solusi, Serbia berpartisipasi dalam banyak negosiasi dan pembicaraan, tetapi dalam keinginan untuk memiliki pemahaman untuk kepentingan Serbia juga,” katanya seperti yang dikutip dari B92.
Vucic juga menambahkan bahwa dialog akan berlanjut pada April atau Mei tahun ini yang juga bergantung pada kesiapan dari Kosovo.
Lajcak sendiri telah memperingatkan kedua belah pihak untuk segera memperbaiki hubungan apabila ingin bergabung dengan Uni Eropa.
Permasalahan kedua negara ini tak kunjung usai karena dua pandangan yang berbeda, dimana Serbia tidak menganggap Kosovo sebagai negara, melainkan hanya provinsi Serbia, sementara Kosovo tidak mau berunding jika tidak diposisikan setara dengan Serbia. Perpecahan Kosovo dan Serbia adalah kelanjutan dari Balkanisasi yang terjadi di bekas wilayah Yugoslavia.
Adapun Indonesia tidak mendukung Kosovo karena memiliki hubungan diplomatik dengan Serbia dan menyampaikan bahwa mereka tidak mau kedaulatan Serbia terganggu dan ditambah dengan alasan kedekatan antara keduanya semenjak masih “Yugoslavia.”
(RFE/RL/B92, Reza Maulana Hikam)
