Bagaimana Man City yang Rusak masuk dalam Perebutan Gelar Liga Premier

waktu baca 6 menit

KEMPALAN: Pep Guardiola terdengar seperti bercanda saat dimintai keterangan apa alasan terpenting bagi Manchester City untuk dapat memperpanjang rekor kemenangan beruntunnya di semua kompetisi menjadi 21 usai kemenangan 4-1 atas Wolverhampton Wanderers Rabu dini hari.

“Kami punya banyak uang untuk membeli banyak pemain luar biasa. Inilah alasannya,” ujar Pep dangan wajah datar.

Memang tidak akan ada yang menyangkal bahwa Man City beserta perusahaan induknya City Football Group merupakan perusahaan kaya raya, itu sudah pasti. Namun, bahkan dengan semua uang itu, Man City tidak akan bisa membeli kesuksesan dengan cepat. The Cityzen sempat tertatih-tatih di awal musim ini. Dalam delapan pertandingan, City memiliki selisih gol yang negatif dan duduk di posisi ke-13 Klasemen dengan selisih delapan poin dari pemimpin liga saat itu Tottenham.

berselang beberapa bulan, City baru bisa masuk ke posisi kelima kelasemen, namun tetap kesulitan untuk masuk ke zona Liga Champions sehingga tidak diperhitungkan sebagai kandidat juara liga dan hanya diperkirakan akan finish di tempat ketiga atau empat di akhir musim. Namun, di masa transisi musim, di mana setiap klub harus menghadapi jadwal yang lebih padat dari biasanya, komplikasi COVID-19, serta tekanan mental dan fisik yang lebih berat, City berhasil beradaptasi dengan baik dan cepat.

Setelah raih kemenangan 4-1 lawan Wolves Rabu dini hari, City kini telah memperpanjang rekor kemenangan mereka menjadi 15 kali berturut-turut di liga. Manchaster Biru belum pernah kalah lagi sejak melawan Tottenham di pekan ke delapan liga.

City juga raih rekor tak terkalahkan dalam 28 laga berturut-turut serta menang 21 kali berturut-turut di semua kompetisi. Dengan raihan kemenangan melawan Wolves pada Rabu dini hari, kini City hanya berselisih dua poin dari raihan rekor sepanjang masa Bayern Munich (di antara lima liga top Eropa) dengan 23 kemenangan beruntunnya. Raihan tersebut juga membawa City unggul 15 poin di atas peringkat dua klasemen Man Utd yang sedang mengalami inkonsistensi.

Perjalanannya City musim ini dalam beberapa hal juga dapat dianalogikan dengan jalannya pertandingan City saat mengalahkan juara bertahan Liverpool  4-1 pada 7 Februari di Anfield. Banyak orang yang mendeskripsikan pertandingan itu sebagai “sangat tidak terduga karena City sempat mengalami kesulitan di awal laga, namun dengan sedikit kesabaran, City berhasil membalas melalui serangan yang luar biasa dan kuat untuk menyelesaikannya pertandingan dengan raihan kemenangan.”

Jadi, memiliki banyak uang memang membantu, tetapi lebih dari itu, Anda tetap memerlukan beberapa elemen tak terduga untuk mewujudkan keinginan Anda. Ilkay Gundogan adalah pencetak gol terbanyak City musim ini dengan 11 gol di liga. Itu merupakan raihan yang tak terduga mengigat Ilkay Gundogan merupakan pemain berusia 30 tahun yang hanya mencetak maksimal 6 gol dalam satu musim dan tidak pernah dianggap sebagai Striker hebat.

Para pemain asal Portugal City juga mulai tampil konsisten, terutama di lini pertahanan, di mana bek kiri João Cancelo telah menjadi playmaking hebat di lini belakang serta rekrumen baru yang didatangkan musim panas lalu, Rúben Dias yang akhirnya memberikan stabilitas pada lini bek tengah. Dua pemain tersebut telah meengatasi permasalahan terbesar City, yaitu stabilitas lini belakang yang telah hilang sejak kepergian Vincent Kompany. Kembalinya John Stones dari cedera juga merupakan berkah yang tidak terduga untuk City.

Munculnya para bek tangguh ini semakin mengokohkan lini pertahanan City. Hasilnya, The Cityzen hanya kebobolan 17 gol, yang merupakan rekor kebobolan paling sedikit di Liga Premier musim ini, Chelsea berada di urutan kedua dengan 25 gol dari 26 pertandingan, sementara Man City dengan 17 gol dari 27 laga.

Dengan catatan rekor kebobolan 0,63 gol per pertandingan, City menjadi salah satu klub yang memiliki rata-rata kebobolan paling sedikit di antara lima liga top Eropa (Lille dan PSG di Ligue 1 memiliki raihan yang sama), dan yang lebih mengesankan, Raihan tersebut diperoleh City dalam 21 kemenangan beruntunnya di berbagai kompetisi.

Dengan mempertimbangkan bek kanan Kyle Walker dan bek tengah pilihan ketiga Aymeric Laporte, sudah lebih dari $ 400 juta dihabiskan untuk biaya transfer dalam upaya membangun lini belakang saja. Mungkin Guardiola memang tidak bercanda terkait pernyataan langsungnya tentang pembiayaan klub.

Tapi itu juga tidak seperti City kebal terhadap masalah. Di karenakan cedera dan COVID-19, tulang punggung utama klub Sergio Agüero dan Kevin De Bruyne telah melewatkan beberapa pertandingan.  Aguero hanya tampil di enam pertandingan Liga Premier sementara De Bruyne, peraih asis tertinggi di liga, absen hampir sebulan dan baru-baru ini kembali beraksi beberapa minggu lalu. Selain itu, sekitar Natal dan Tahun Baru, beberapa pemain kunci seperti Walker, Cancelo, bintang penyerang Ferran Torres, Gabriel Jesus, serta kiper utama Ederson sempat harus absen karena wabah COVID-19.

Tidak heran mengapa Guardiola menyebut kemenangan beruntun ini sebagai “pencapaian terbesar yang telah kami lakukan,” yang ia katakan usai raih kemenangan atas West Ham pada hari Sabtu, yang menyebabkan rekor kemenangan City menjadi 20 laga beruntun saat itu

“Tentu saja, ini tidak berarti kami memenangkan gelar, namun dengan cuaca  dingin di Inggris, jadwal ketat dengan 1 pertandingan tiap 3 hari, serta ditambah situasi COVID-19, dan cedera … bisa meraih kemenangan beruntun menunjukkan kekuatan kami, secara mental,” katanya.

Liverpool telah menjadi “monster mentalitas” utama Inggris setelah memenangkan gelar Liga Champions dan Liga Premier, tetapi tidak ada tingkat mentalitas yang dapat membantu skuad untuk menghadapi cedera semua pemain kunci, seperti yang dihadapi tim Jürgen Klopp musim ini.

Dengan Liverpool turun, Leicester juga terpincang-pincang secara signifikan, Chelsea yang tidak dapat mengubah pengeluaran musim panas menjadi hasil langsung, Tottenham semakin menurun meski memiliki penampilan hebat di awal musim dan Manchester United yang meningkat, namun tidak konsisten dan sering meraih hasil imbang. City sukses memanfaatkan penurunan tim-tim besar ini dan naik ke puncak klasemen liga.

Pekerjaan belum selesai dan City tahu itu lebih baik dari siapa pun. Masih ada Klub lain yang membuntuti mereka dalam perburuan gelar juara Liga. Guardiola mungkin memang memperhatikan keuangan klub dan keuntungan yang menyertainya, tetapi dia juga memperhatikan denyut nadi para pemainnya.

“Ketika saya merasa seseorang berpikir bahwa pekerjaan sudah selesai, atau betapa bagusnya kami, orang ini tidak akan saya mainkan,” kata Guardiola dalam konferensi pers hari Senin.

“Saya sangat intuitif untuk mengetahui persis orang-orang yang tidak siap melanjutkan apa yang harus kami lakukan.”

“Juaranya belum ditentukan, kami bukan juara,” lanjutnya. “Untuk melakukannya kami masih harus memenangkan delapan, sembilan atau 10 pertandingan, dan itu banyak. Ada tim luar biasa yang berjuang untuk empat atau lima pertandingan untuk memenangkan kompetisi, namun gagal. Itu bisa terjadi pada kami juga.”

“Musim lalu itu terjadi. Di awal musim itu terjadi. Kami tidak bisa memenangkan tiga pertandingan berturut-turut dalam dua bulan pertama. Itu sebabnya.”

Edwin Fatahuddin – SI Soccer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *