BHS Dorong Ekonomi Kreatif Jadi Motor Baru Pertumbuhan Nasional
Sidoarjo — Sektor ekonomi kreatif dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi mesin penggerak baru pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Anggota DPR RI, Ir. H. Bambang Haryo Soekartono (BHS), menegaskan bahwa penguatan ekonomi kreatif dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor migas.
“Negara maju kini bertumpu pada industri kreatif. Indonesia seharusnya juga bisa menjadikan sektor ini sebagai penggerak utama ekonomi nasional,” ujar Bambang Haryo saat menghadiri kegiatan kolaborasi pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Sidoarjo, Rabu (29/10).
Ia menjelaskan, sektor ekonomi kreatif Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Selain memberi kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sektor ini telah menyerap sekitar 26 juta tenaga kerja di berbagai subsektor, mulai dari kuliner, fashion, hingga kriya dan desain.
“Jika seluruh potensi ini dikelola secara berkelanjutan, hasilnya bisa luar biasa. Banyak negara telah membuktikan hal itu. Vietnam contohnya, dengan satu kawasan ekonomi kreatif saja mampu meraup pendapatan hingga Rp200 triliun per tahun dari sektor pariwisata,” tutur BHS.
Ia menambahkan, ekonomi kreatif tidak hanya berperan sebagai penghasil devisa, tetapi juga menjadi alat diplomasi budaya yang mampu memperkuat posisi Indonesia di pasar global. “Produk-produk kreatif kita bisa menjadi duta budaya yang memperkenalkan identitas bangsa,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Sidoarjo, Yudi Irianto, menilai dukungan dari DPR RI dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat membantu peningkatan kapasitas pelaku usaha lokal.
“Dengan adanya pendampingan dan pelatihan berkelanjutan, para pelaku ekonomi kreatif di Sidoarjo semakin siap bersaing, baik di pasar domestik maupun internasional,” ujar Yudi.
Ia berharap kegiatan kolaboratif ini dapat memperkuat kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sidoarjo. “Semakin banyak produk lokal yang naik kelas dan dikenal luas, semakin besar dampaknya bagi perekonomian daerah,” tambahnya.









