Tahun 2026, Mensos Gus Ipul Targetkan Kemiskinan Ekstrem 0 Persen

SURABAYA-KEMPALAN:Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Forum Rektor Indonesia (FRI) Perguruan Tinggi di Jatim bertekad untuk mengentas kemiskinan di Indonesia. Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menargetkan mampu menurunkan kemiskinan ekstrem hingga 0 persen pada tahun 2026.
Selanjutnya, pada lima tahun yang akan datang, ditargetkan kemiskinan (bukan ekstrem) di Indonesia bisa bawah angka lima persen.
Hal itu disampaikan Mensos Saifullah Yusuf usai menandatangani MoU Kemensos dengan FRI di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (10/2).
“Itu target yang sangat optimistis, dan untuk itu kita ingin semua mau mengambil peran,” ucap Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf.
Untuk mencapai target tersebut, ia meminta semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, saling bahu membahu bekerja sama dalam menurunkan angka kemiskinan.
“Presiden ingin ke depan, diatasi secara seksama dan menggunakan data terbaru, efektif, tepat sasaran. Sekaligus kita harapkan tahun ini, maupun tahun depan paling lambat, kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen,” kata Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul, Kemensos ingin pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi mengambil peran. Artinya tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan mengatasi bersama-sama.
Tujuannya, agar langkah-langkah yang dilakukan benar-benar terukur berdasarkan sesuatu kajian akademis. “Kita ingin mengajak perguruan tinggi untuk di wilayah-wilayah tertentu. Kita ingin di sekitar perguruan tinggi itu ada kampung-kampung yang memang digarap bersama-sama. Bersama Kemensos dan kementerian yang lain, juga perguruan tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan mengatakan, dengan MoU ini, PTN/S bisa turut mengatasi permasalahan di masyarakat. Salah satunya adalah masalah pengentasan kemiskinan, khususnya di Jatim dengan kajian.
“Sehingga fenomena kemiskinan tidak hanya sekadar memberikan bantuan, tapi perlu ada treatment lain setelah ada kajian dari berbagai sisi. Kajian dari berbagai sisi inilah yang dikerjakan oleh perguruan tinggi dan diimplementasikan di masyarakat. Ini perlu pengorganisasian dalam mengeksekusinya dan ini nanti diatur oleh Pak Rektor Unesa (Nurhasan),” kata Fauzan. (Dwi Arifin)
