Akhiri Kontrak STY Sebagai Pelatih Timnas Senior, Ini yang Jadi Dasar PSSI
JAKARTA-KEMPALAN: Kesuksesan Shin Tae-yong (STY) melesatkan timnas Indonesia ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona AFC ternyata tidak cukup jadi bekal pelatih asal Korsel tersebut mengamankan statusnya sebagai pelatih timnas Indonesia.
Ketika kontraknya baru akan berakhir pada 2027 mendatang, STY diputuskontrak PSSI. Induk olahraga sepakbola Indonesia tersebut mengumumkannya dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
’’Coach STY sudah menerima surat menyuratnya (terkait pemutusan kontraknya). Nanti tentunya akan ada proses berikutnya tentang hubungan kita yang sudah berakhir,’’ ucap Ketum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers.
Tidak lupa mantan Presiden klub Liga Italia Inter Milan tersebut mengucap terima kasih kepada mantan tactician timnas Korsel tersebut. STY sudah sejak 2019 menahkodai tim Merah Putih.
BACA JUGA: Menyala Timnasku! Gamsahamnida, Coach STY!
Bersama STY, timnas Indonesia sudah menjalani 88 pertandingan di semua ajang. Tidak termasuk jumlah laga timnas Indonesia di kelompok usia yang juga ditangani STY. Misal di timnas U-19 pada 2020—2023 dan timnas U-20 (2022—2023).
Dari 88 pertandingan tersebut, STY sudah mempersembahkan 37 kemenangan. Dengan kata lain, persentase kemenangan Indonesia bersama STY masih di bawah 50 persen. Di angka 42 persen. Salah satu indikator PSSI memutuskontraknya.
Erick mengakui, pihaknya butuh pertimbangan yang panjang sebelum memutuskan tak lagi ditangani STY. Sisi teknis dan non teknis jadi alasan di balik pemecatan STY. Dilihat dari sisi teknis, PSSI melihat STY gagal membaca taktik yang dimau pemainnya ataupun yang cocok dengan karakter pemainnya.
Di sisi lain juga ada kaitannya dengan kondusivitas ruang ganti selama era STY. Terlebih dalam beberapa laga terakhir. Dia menyebut, keputusan yang diambil PSSI murni untuk kebaikan Jay Idzes dkk.
BACA JUGA: Disebut Blunder Strategi, Begini Kata STY
’’Komunikasi yang lebih baik dan tentu implementasi program lebih baik dengan secara menyeluruh ke timnas,’’ tutur Erick. Dia menyebut, keputusan memecat STY ini diambil PSSI sejak pasca kekalahan atas Tiongkok, 15 Oktober lalu.
Kemudian disusul kekalahan empat gol tanpa balas atas Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, 15 Nopember lalu. Kemenangan indah atas Arab Saudi 2-0 bukan jaminan PSSI membatalkan keputusannya. (YMP)