Pedagang dan Pembeli Cabai Menjerit
PASAR KARANGAYU, SEMARANG – KEMPALAN: Kenaikan PPN 12% walau disebutkan hanya untuk barang mewah, ternyata berimbas kepada beberapa harga komoditi masyarakat. Pembicaraan dan keluh kesah masyarakat membuat kempalan.com melakukan investigasi langsung dengan mendatangi salah satu pasar yang berada di kota Semarang, yaitu Pasar Karangayu. Mulyantini dan Sufitri pedagang lontong dan lepet ketupat yang semua bahannya dari beras dan ketan mengeluhkan kenaikan barang belanjaan, walaupun tidak besar, ketika kempalan tiba di pasar. Bagi mereka, kenaikan harga walau dianggap sedikit oleh sebagian orang, sangatlah berharga. Masih menurut dua orang pedagang tersebut, yang melonjak tinggi harganya adalah cabai. Sejak Natal sampai berita ini dimuat, harganya belum turun.
Setelah menerima keluhan sekaligus informasi dari mereka, kempalan.com mendatangi penjual cabai yang berada tidak jauh dari mereka. Ketika ditanyakan harga cabai keriting sebelum dan sesudah Natal, pedagang yang bernama Yati dengan suara lantang mengatakan, “Harga cabai keriting sebelum Natal 30 ribu per Kg dan sekarang 90 ribu per Kg nya. Seng mumet ngene iki seng dodol, nggolek bati wae angel”, katanya sambil menunjukkan wajah kesal. “Sampeyan enak bayarane gede, lha kalau saya? “, lanjutnya sambil melayani seorang pembeli.
Salah seorang pembeli yg bernama Adi yang tinggal di Pasadena Krapyak Semarang mengatakan, ” Sebaiknya pemerintah segera menurunkan harga-harga karena masyarakat semakin susah”, katanya menimpali.
Berikut harga cabai di pasar Karangayu Semarang:
Cabai rawit merah, sebelum Natal Rp 25.000, sekarang Rp 100.000
Lombok hijau sebelum Natal 10.000, sekarang 50.000 per Kg.
Harga daging sapi stabil
Kempalan melanjutkan liputan ke lantai dua, dimana penjual daging berada. Harga daging saat ini sepertinya tidak mengalami kenaikan. “Untuk daging, sudah dua tahun ini harganya stabil mas. Per Kg nya 130 ribu untuk jenis daging yang super. Dulu-dulu itu, setiap tahunnya harga daging naik 2-3 kali setiap tahunnya, namun sekarang, alhamdulillah stabil”,ucap bu Ndarin ketika menjawab beberapa pertanyaan kempalan.
“Kalau harga sering naik, yang jual itu susah mas, apalagi yang beli”, kata Hj. Chadiroh (bu Ndarin) sambil tersenyum ramah yang ditemani oleh Fariz anak keduanya.
Masyarakat mengharap pemerintah terutama pemerintah daerah Semarang bisa segera membantu lewat dinas terkait untuk segera mencari solusi, dan menurunkan harga. (Izzat)
Editor: Nur Izzati Anwar