Ternyata Ini Alasan PSM Sering Tunggak Gaji Pemain
MAKASSAR-KEMPALAN: Direktur Utama PSM Makassar, Sadikin Aksa buka suara terkait alasan klubnya sering menunggak gaji pemain dan juga staf di PSM Makassar.
Kasus penunggakan gaji pemain dan staf PSM Makassar makin sering terjadi di Liga 1 musim 2023-2024. Bahkan pada September lalu pelatih PSM, Bernardo Tavares sampai melelang sejumlah barang pribadi, termasuk trofi pelatih terbaik di Liga 1 musim 2022-23 demi membantu kondisi keuangan klub.
Pelatih asal Portugal itu mengatakan bahwa banyak karyawan dan pemain PSM Makassar yang gajinya tersendat karena masalah finansial klub.
Belum lama ini, striker PSM Victor Mansaray juga sempat pamit untuk tak bermain melawan Persik Kediri karena gajinya belum dibayar selama dua bulan. Namun, akhirnya dia berangkat ke Kediri dan bermain karena manajemen sudah melunasi gajinya.
Dalam jumpa pers pada Rabu (20/12), Direktur Utama PSM Makassar, Sadikin Aksa menyebut bahwa kendala keuangan yang dialami PSM berasal dari pengeluaran tak terduga yang mengakibatkan anggaran belanja tim membengkak.
“Di luar dugaan, alhamdulillah, kita juara (musim lalu) dan ternyata setelah menjadi juara tidak gampang. Bebannya berat.” kata Sadikin.
“Beban utama pemain, pemain kita menjadi incaran semua klub di seluruh Indonesia dari 18 klub Liga 1, Liga 2, semua mengincar pemainnya PSM. Ujungnya apa? Kontraknya naik, iya kan. Kontrak naik, biaya naik.” tambah Sadikin.
Sadikin juga menyebut renovasi Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare juga memakan biaya yang tak sedikit. Ini berdampak pada gaji pemain. Kesulitan mencari sponsor di tengah tahun juga disebut menjadi penghambat.
“Anak-anak mau pasang (lampu LED), pemasangan listrik saja dia bilang 400 juta (Rupiah). LED-nya PSM ada itu, nongkrong di Stadion Parepare, belum dipakai. LED kita empat kontainer lho, bayangkan (berapa) pajaknya. Berapa duit lagi tuh.” lanjut Sadikin.
“Jadi sebenarnya kalau saya tidak investasi lapangan kemarin, saya tidak investasi fasilitas, saya tidak beli LED, soal gaji aman.” tambahnya.
“Nah tahun lalu kalau mau ditanya, rekor PSM mendapatkan pendapatan dari penonton. Kami harap itu berlanjut momentum, ternyata nggak. Drop.” kata Sadikin.
“Banyak yang kira kita (sehabis) juara gampang dapat sponsor, nggak juga karena waktunya mepet. Hari itu kita tidak ada waktu maju ke sponsor dan kalau mau ditanya sponsor? Sponsor itu rata-rata akhir tahun tidak ada di pertengahan tahun. Oleh karena itu, agak berat.” tutup Sadikin.
Permasalahan ini pun juga membuat performa PSM makin menurun. Hingga pekan ke-23 Liga 1 musim ini, PSM tak lagi bersaing di papan atas. Juku Eja tercecer di urutan 11 klasemen sementara dengan 29 poin. Mereka hanya unggul delapan poin dari zona degradasi.
(*) Edwin Fatahuddin