Pesisir Kenjeran terancam Lumpur, Bambang Haryo Bantu Cari Solusi
Surabaya – Caleg DPR RI Daerah Pemilihan Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo), Bambang Haryo Soekartono datangi kelompok nelayan di wilayah Kenjeran, Surabaya, Senin, (4/12/2023) kemarin.
Kedatangannya disambut oleh Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ikan Belanak Maulana Satar. Selain itu, anggota nelayan yang lain juga turut hadir. Dalam sesi itu, BHS melakukan diskusi serta mendengar keluhan nelayan terkait dangkalnya pantai akibat sedimentasi lumpur.
“Sedimentasi lumpur disini terus meninggi, terjadi sejak sekitar tahun 2010. Tentu ini sangat mengganggu, idealnya perairan ini 20 meter,” ujar Maulana.
Selain perahu mengalami hambatan untuk sandar di pantai, ikan hasil tangkapan juga menjadi lama dibawa menepi. Itu akan mempengaruhi harga jual ikan.
Kelompok nelayan pun mengeluhkan, bangunan panggung dari bambu yang dibuatnya merasa tidak maksimal untuk tempat transit atau beristirahat di tengah kesibukan mereka.
“Itu dari bambu Pak, harusnya kalau bisa dibangun permanen menggunakan cor,” ungkap nelayan lainnya.
BHS akhirnya membuka beberapa lembar kertas dan menunjukkan kepada mereka. Ia menyebut data itu hasil uji laboratorium dari ITS soal endapan lumpur disana.
“Memang benar, lumpur ini terus meninggi, ini datanya dari ITS,” kata BHS sembari membuka dokumen tersebut.
Sangat mungkin sedimen itu terbawa dari Sidoarjo. Caleg dari Partai Gerindra itu menyanggupi akan memberikan bantuan untuk pengerukan. Tidak hanya itu, BHS akan membahas lebih lanjut lagi mengenai kebutuhan bahan bakar minyak untuk nelayan melaut.
Kebutuhan nelayan harus mendapatkan 25 ribu liter per perahu, baik perahu besar atau kecil. Tetapi, nelayan menyebut tidak sampai di jumlah itu, hanya 5 liter.
“Ini juga akan kita bicarakan soal kebutuhan BBM nelayan, karena menyangkut hak nelayan, menurut Undang-undang ESDM No 6 Tahun 2014. Subsidi untuk nelayan seharusnya diperhatikan, kendaraan yang di darat saja bisa mendapatkan subsidi,” terang BHS dengan tegas.
Sosok BHS, pernah menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 itu meyakinkan nelayan bahwa ia tidak hanya sekedar mencari dukungan suara dari pemilih. Komitmen ia berikan untuk membantu nelayan.
“Saya akan kembali cek, sedimen lumpur disini semakin tinggi dan berakibat pendangkalan dan hilangnya habitat laut. Lumpur ini merupakan bencana nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah, saya akan sampaikan ke pemerintah,” terangnya.
Diskusi semakin gayeng ketika muncul kebutuhan nelayan yang belum terpenuhi, termasuk bantuan alat tangkap yang juga dibahas.
“Nelayan itu sumber pertumbuhan ekonomi, hasil dari tangkapan nelayan kalau di jual di hotel-hotel bintang lima, harganya bisa lima sampai sepuluh kali lipat. Apakah itu seimbang dengan yang didapatkan nelayan. Karena, nelayan juga mencerdaskan bangsa. Jangan ada yang mempersulit, pemerintah harus membantu ini,” urainya.
Pada akhir, Maulana Satar mengucapkan terimakasih bisa berdiskusi dengan BHS. Ucapan juga disampaikan nelayan yang hadir, satu persatu mereka menerima bingkisan dari tim saat bertolak ke Kenjeran. (dan)