Bambang Haryo Dorong Percepatan Jalur Rel Trans Sumatera
Palembang – Pakar Kebijakan Publik, Bambang Haryo Soekartono, Sabtu (5/8) mendorong percepatan pembangunan jalur rel trans Sumatera yang saat ini tersisa 1.200 meter. Pasalnya, jalur ini dapat menumbuhkan perekonomian di wilayah itu.
Dikatakan anggota DPR-RI periode 2014-2019, saat ini Trans Sumatera sudah terhubungkan separuh dari panjang rel yang telah dibangun di jaman Hindia Belanda dan masih sekitar 1.300 kilometer yang belum terhubungkan rel kereta api dari sekitar 3.500 kilometer panjang rel Trans Sumatera.
“Seharusnya ini, menjadi prioritas utama bagi pembangunan yang ada di wilayah Sumatera, bukan kereta cepat atau LRT” Tukas pemilik sebutan akrab BHS, Selasa (8/8)
Lebih lanjut, kata dia, Untuk membangun 1.200 kilometer membutuhkan biaya sekitar 10-20 Triliun dengan harga perkilometernya rel rata rata sekitar 8-15 Milyar karena wilayah Sumatera sebagian merupakan tanah gambut. Harga tersebut setara dengan biaya pembangunan LRT di Palembang sebesar 10,8 Triliun yang hingga saat ini hanya menghasilkan pendapatan 15 Milyar satu tahun. “Imbuh BHS.
Alumni ITS Surabaya ini juga mengatakan, sebagai contoh angkutan kereta api dijalur Palembang – Lampung dengan jarak sekitar 230 kilometer saat ini sudah mengoperasikan 3 rangkaian kereta penumpang, setiap rangkaian terdiri dari 10 gerbong penumpang dengan kapasitas 60 tempat duduk pergerbong yang total menghasilkan pertahunnya sekitar 50 Milyar rupiah dengan asumsi setiap keberangkatan load factor rata rata sekitar 70%.
“Dilintas tersebut juga mengoperasikan 60 rangkaian kereta barang perhari, yang setiap rangkaian kereta terdiri dari 61 gerbong barang yang bermuatan 50 ton setiap gerbong, sehingga perharinya terangkut sekitar 186 ribu ton barang (Data dari KAI Pusat dan Sumatera Selatan). Apalagi keberangkatan dari Palembang juga ada yang menuju ke Lubuklinggau arah utara Palembang yang berjarak sekitar 300 kilometer dengan jumlah rangkaian kereta penumpang dan barang jauh lebih besar daripada yang menuju ke Lampung”Katanya
Disampaikan BHS, Load factor kepadatan rangkaian ini masih bisa di maksimalkan dengan penambahan rangkaian kereta api dijalur tersebut dan ini jelas bisa berfungsi untuk memindahkan kepadatan jalan raya di angkutan penumpang dan logistik.
“Tentunya juga bisa menghemat biaya kerusakan infrastruktur akibat angkutan ODOL serta mengurangi jumlah kecelakaan di jalan raya, dan juga bisa menumbuhkan ekonomi secara cepat karena dihidupkannya transportasi super massal penumpang dan logistik kereta api. “Kata Anggota DPR RI periode 2014-2019 ini”Imbuh BHS
Dan ini tentu jauh lebih efektif dibandingkan dengan membangun kereta api cepat atau LRT yang hanya mengangkut penumpang saja dalam jumlah kecil yang kurang bermanfaat untuk pembangunan ekonomi dan malah menggerus APBN. Tutupnya.