Beda dengan STY, Begini Tanggapan Thomas Doll Terkait Ibadah Puasa
JAKARTA-KEMPALAN: Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll memiliki pendapat yang berbeda dengan pelatih Indonesia Shin Tae-yong. Doll tak mempermasalahkan jika ada anak asuhnya yang menjalankan ibadah puasa.
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan jelang laga persahabatan antara Indonesia melawan Burundi.
Shin Tae-yong menyebut bahwa dirinya berharap para pemain muslim di Timnas Indonesia tidak menjalankan ibadah puasa agar kondisi mereka tetap fit saat menjalani pertandingan melawan Burundi.
“Puasa, memang agak sulit buat saya, karena para pemain harusnya bisa makan di jam-jam tepat waktu. Kalau tanpa makan, tapi harus lari dan tanding, itu agak sulit buat pemain.” ujar Shin Tae Yong.
“Jadi saya harus koordinasi dulu dengan pemimpin agama dan pemain, biar bisa fokus saat pertandingan dan sehari sebelumnya fokus ke laga.” kata Shin Tae Yong.
“Maksudnya kita tetap makan tanpa puasa, mungkin hari-hari yang tidak puasa, mungkin bisa diganti, setelah periode puasa. Untuk itu harus dibicarakan lagi dengan pemain dan pemimpin agama.” tambah pelatih berusia 52 tahun itu.
Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll memiliki pendapat yang berbeda. Pelatih berkebangsaan Jerman itu tak mempermasalahkan bila anak asuhnya menjalankan ibadah puasa.
Doll bahkan menyebut puasa ramadhan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Dia juga mengaku tertarik untuk mencoba menjalani ibadah umat islam itu.
“Saya pikir saat kita tidak terlalu banyak mengonsumsi sesuatu maka kepala kita akan lebih jernih. Selain itu, orang yang berpuasa akan merasa lebih baik, mempunyai kekuatan, dan energi lebih.” kata Doll, dikutip dari situs Persija.
“Menurut saya manfaat puasa sangat bagus. Bukan dari turunnya berat badan saja, namun juga untuk membersihkan segalanya. Kita akan lihat mungkin suatu saat saya akan mencoba melakukan puasa. Hampir seluruh pemain di sini berpuasa. Saya pikir kenapa pelatihnya tidak ikut mencoba.” tambah pelatih berusia 56 tahun itu.
(*) Edwin Fatahuddin
