Ratusan Siswa SMA se-Jatim dan Indonesia Timur Ikuti Seminar XR Technology Ubaya
SURABAYA-KEMPALAN: Pemandangan tak lazim terlihat di atas panggung acara. Seorang pelajar menggunakan kaca mata dan peralatan di kepala. Berdiri di atas panggung. Kaki melangkah ke kanan dan kiri. Kedua tangan bergerak seperti memainkan pedang. Muncul tanda tanya bagi yang melihat, apakah ia berlatih pedang, padahal tidak ada musuhnya.
Ternyata, pelajar tersebut sedang mencoba sebuah alat yang menggunakan teknologi Virtual Reality. Dengan alat tersebut ia bermain. Seolah bertarung dengan musuh. Serasa tangan kanan dan kirinya memegang dan mengayunkan senjata.

Acara demo peralatan ini merupakan bagian dari kegiatan seminar bertajuk “Toward Utilizing XR Technology in Metaverse Era” yang diselenggarakan oleh Universitas Surabaya bekerja sama dengan Maspion IT Maspion Square Surabaya pada hari Selasa (1/11/2022) kemarin. Diikuti oleh 135 guru dan pelajar SMA dan SMK, seminar ini menghadirkan dua dosen Ubaya sebagai pembicara, yaitu Mikhael Ming Khosasih, S.Kom, M.M, M.Kom dan Andre, S.T., M.Sc..
Pembicara pertama Mikhael Ming Khosasih menyampaikan materi tentang XR (Extended Reality) yang merupakan istilah umum yang digunakan pada teknologi imersif seperti Augmented Reality (AR), dan Virtual Reality (VR). “Dengan teknologi imersif seolah tidak ada batasan antara dunia nyata dengan dunia digital atau dunia simulasi. Pengguna bisa merasakan suasana yang mirip dengan dunia nyata meski pun sebenarnya sedang berada di dunia digital,” demikian disampaikannya.
Augmented Reality atau AR merupakan teknologi yang menggabungkan dunia nyata dan dunia digital. Sedangkan Virtual Reality atau VR merupakan teknologi yang membuat penggunanya bisa merasakan dunia virtual untuk simulasi. Kedua teknologi ini bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dari setiap pengguna.
“Saat ini, sudah cukup banyak contoh penerapan AR dan VR. Seperti simulasi belajar operasi pada tenaga medis. Di kehidupan sehari-hari juga. Orang bisa berwisata secara virtual. Seolah datang ke sebuah tempat wisata. Ada juga permainan atau game yang menggunakan teknologi ini. Pada intinya, kedua teknologi ini bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan,” tambah Mikhael Ming Khosasih .
Pembicara kedua Andre, S.T, M.Sc. menyampaikan materi Metaverse yang mengusung konsep di mana manusia bersosialisasi, bekerja, belanja, belajar, dan bermain di dalam platform dunia digital.
“Setiap manusia didalam platform ini direpresentasikan dalam bentuk avatar yang mewakili citra dirinya. Metaverse saat ini masih jauh dari kata ideal. Bisa dikatakan metaverse masih dalam tahap embrio. Hal ini dikarenakan metaverse masih terus berkembang, dan sangat bergantung pada backbone teknologi di sekitarnya. Teknologi XR (VR, AR, Mixed Reality), Artificial Intelligence, Cloud Computing, Blockchain, dan Infrastrukur menjadi penggerak perkembangan Metaverse,” papar Andre kepada peserta seminar.
Dosen Program Multimedia Ubaya ini juga memaparkan prospek teknologi ini ke depannya. Saat ini banyak perusahaan besar yang berinvestasi untuk mengembangkan metaverse baik dari sisi konten, infrastruktur, hardware dan teknologinya. Contohnya Meta, Google, Unity, Microsoft, Epic Game, dan Apple.
“Banyak perusahaan melakukan riset untuk mengembangkan teknologi ini. Dan juga yang penting adalah metaverse melahirkan peluang kerja baru di masa mendatang. Anda bisa sebagai konten kreator, penjual barang atau jasa di platform metaverse, platform developer. Selain itu, teknologi ini menjadi media marketing baru untuk memasarkan produk. Oleh karena itu kita perlu mempersiapkan diri untuk menangkap peluang besar ini. Banyak peluang. Tingkatkan kemampuan dan skills di bidang komputer dan multimedia. Selamat datang di era metaverse yang menjanjikan,” demikian Andre menjelaskan kepada peserta seminar.
Seminar Toward Utilizing XR Technology in Metaverse Era” adalah salah satu dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Rumah Mandira, sebuah unit kegiatan dari Universitas Surabaya. Kata Mandira merupakan singkatan dari Mandiri dan Sejahtera. Rumah Mandira adalah kegiatan program Matching Fund kerja sama Ubaya dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim dan didukung hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Jumlah peserta seminar ini sekitar 135 orang yang sebagian besar adalah guru dan pelajar SMA dan SMK. Para peserta berasal dari kabupaten dan kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah seperti Surabaya, Jember, Mojokerto, Gresik, Pasuruan, Tulungagung, Malang, Bojonegoro, Trenggalek, Pemalang, dan Banyumas. Selain itu terdapat peserta dari SMKN 1 Kota Bima Nusa Tenggara Barat.

Johan Kurniawan ST. M.Eng salah seorang guru dari SMKN 1 Kota Bima NTB menyampaikan tujuan mengikuti seminar ini adalah terutama untuk meningkatkan pemahaman terhadap teknologi, terutama XR dan Metaverse.
“Dengan ikut seminar ini saya mendapat pengetahuan yang metaverse jadi lebih jelas lagi. Selain itu kami ingin juga mendapatkan materi untuk kami tularkan ke anak didik. Sekaligus memberi motivasi mereka untuk terus belajar,” kata Johan Kurniawan.
Johan juga berharap pelajar di SMKN 1 Kota Bima memahami bahwa teknologi virtual sudah semakin dekat. Memang masih ada keterbatasan teknologi. Tetapi, para pelajar harus terus berkembang agar dapat mengejar ketinggalan.
“Pastinya saya akan memberikan motivasi kepada anak didik. Mereka perlu tahu bahwa teknologi dunia virtual seperti metaverse sudah semakin dekat. Ada tantangan. Namun, ada juga peluang. Pelajar harus mempersiapkan diri. Nantinya bisa sebagai pengguna atau content creator dan semacamnya. Kami akan terus memberikan motivasi dan dorongan kepada mereka untuk lebih tekun lagi dalam belajar. Kejarlah peluang dari teknologi metaverse ini,” demikian Johan Kurniawan mengakhiri pendapatnya. (Bambang Priambodo)
Editor: Freddy Mutiara
