Hakim dan Jaksa Kasus Sambo Harus seperti Sherlock Holmes

waktu baca 5 menit
Prof Deddy Mulyana, Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran

Launching Buku ”Communication Technology and Society; Exploring The Multicultural and Digital World”
KEMPALAN: KASUS Sambo menarik karena sarat dengan unsur drama, sensualitas, misteri, ketegangan, dan kekerasan. Kasus itu juga mempunyai dua panggung. Ada panggung depan, ada panggung belakang.

“Aktor” yang terlibat pun banyak dan beragam. Itulah mengapa, proses untuk membuktikan kesalahan Sambo dan para terdakwa lainnya jadi begitu kompleks.

Sebegitu kompleksnya, maka para hakim dan jaksa yang menangani kasus itu dalam persidangan yang kini tengah berlangsung, haruslah seperti Sherlock Holmes. Tokoh detektif fiksi rekaan Sir Arthur Conan Doyle, penulis novel dan dokter berkebangsaan Skotlandia.

BACA JUGA: Lesti “Nestapa” Kejora dan Amarah Tak Berujung

Tokoh Sherhock Holmes terkenal dengan ketajaman penalaran logis dan kemampuannya menggunakan ilmu forensik dalam memecahkan berbagai kasus sulit.

Sehingga the bad guy yang sebenarnya bisa terungkap. Meskipun aktor intelektual itu seringkali adalah sosok yang tak terduga.

”Kasus Sambo ini kasus langka dan rumit. Diperparah pula oleh rantai yang hilang. Terutama ketiadaan kesaksian Joshua yang telah wafat. Persidangannya juga diwarnai dengan banyak sekali permainan kata. Majelis hakim harus jeli mempertimbangkan perilaku verbal dan nonverbal para aktor yang tampil di pengadilan,” ujar Prof Dr Deddy Mulyana M.A, Ph.D, guru besar Fakultas Komunikasi Universitas Padjajaran dalam launching dan bedah buku “Communication Technology and Society;
Exploring The Multicultural and Digital Word”, yang digelar secara video conference, Rabu (2/11) pagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *