Surabaya Keren! Menghiasi Surabaya dengan Narasi dan Apresiasi Semangat Pahlawan

waktu baca 4 menit
Monumen Bambu Runcing menjadi salah satu ikon perjuangan pahlawan di Surabaya (Instagram/Yuyungabdi)

KEMPALAN: NOVEMBER biasanya dikaitkan dengan peristiwa penting dan bersejarah, peristiwa perobekan bendera Belanda, Merah Putih Biru menjadi Merah Putih.

Peristiwa penting itu terjadi di Surabaya di Kawasan Tunjungan, Hotel Yamato. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 10 November 1945 itu menjadi monumen sejarah kemerdekaan Indonesia.

Gabungan pejuang kemerdekaan Indonesia tumpah ruah menghadang laju tentara penjajah yang ingin menancapkan kembali cengkramannya.

Pekik takbir Bung Tomo mampu membakar semangat rakyat Surabaya dan berujung pada di robeknya bendera biru Belanda menjadi merah putih.

BACA JUGA: Jakarta Siap Siaplah! Habis Terang Kembali Gelap

Sebagai kota satu satunya didunia yang mendapatkan julukan kota pahlawan, Surabaya pasti banyak menyimpan artefak artefak kepahlawanan. Namun sayangnya artefak artefak itu tak banyak yang mampu kita munculkan sebagai sebuah pelajaran membangun patrotisme. Seolah pahlawan itu adalah masa lalu, bukan masa kini apalagi masa depan.

Yang lebih memprihatinkan lagi pahlawan dipahami sebagai sosok orang yang berjuang mengusir penjajah, tentara, sehingga mempersempit makna kepahlawanan. Sehingga kita hampir lupa bahwa didalam semangat heroisme itu tidak sekedar mengusir penjajah dan memerdekakan bangsa, tapi ada semangat mandiri, toleransi, saling tolong menolong, adil dan semangat bersatu. Nilai-nilai seperti inilah yang hampir tak pernah terekpose dalam event event yang digagas oleh pemerintah kota. Kita terjebak dalam wujud kebendaan tak mampu menggali nilai nilai yang terkandung dalam semangat kepahlawanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *