Liga 1 Dihentikan, Borneo FC: Kami Kecewa
MALANG-KEMPALAN: Asisten Manajer Borneo FC, Farid Abubakar mengaku kecewa dengan kerusuhan suporter yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya.
Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan usai Arema FC mengalami kekalahan dari sang rival bebuyutan Persebaya Surabaya di lanjutan pekan ke-11 Liga 1 musim 2022-2023.
Pada laga tersebut, Arema FC mengalami kekalahan tipis dengan skor 3-2. Tiga gol Persebaya dicetak oleh Silvio Junior, Sho Yamamoto, dan Leo Lelis. Sementara Arema hanya mampu membalas lewat dua gol Abel Camara.
Kekalahan itu membuat Aremania, sebutan suporter Arema, tak terima karena tim kesayangannya dipermalukan di kandang sendiri. Ribuan pendukung kemudian merangsek masuk ke dalam lapangan dan memicu kericuhan.
BACA JUGA: Gubernur Khofifah Takziah dan Salurkan Santunan untuk Keluarga Korban Meninggal
Menurut update Arema Indonesia yang disampaikan lewat postingan akun twitter resmi @AremaFC, terdapat total 182 korban jiwa dalam insiden tersebut.
“Data terkumpul korban jiwa mencapai 182 orang.” tulis Arema Indonesia pada Minggu (2/10) sore.
Buntut dari insiden ini, pihak PT LIB memutus untuk menghentikan Liga selama sepekan. Penghentian Liga ini membuat beberapa klub merasa kecewa, salah satunya Borneo FC.
“Kecewa sih ya, karena ulah salah satu suporter, yang kena imbasnya malah semuanya (klub Liga 1),” jelas Farid, Asisten Manajer Borneo FC.
Akibat penundaan ini, laga Borneo FC melawan Persija Jakarta yang seharusnya digelar pada Sabtu (8/10) akan ditunda. Jadwal ulang laga kedua tim masih menunggu kebijakan lebih lanjut dari PT LIB maupun PSSI.
BACA JUGA: Presiden Arema Berjanji Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan
“Tapi besar harapan dari saya pribadi ke depannya untuk demo ke manajemen dengan cara yang baik, tidak merugikan tim kesayangannya sendiri. Apalagi sampai merugikan sepak bola Indonesia seperti sekarang ini yang akhirnya harus dihentikan sementara.” tambah Farid.
Farid juga mengatakan bahwa kekecewaan suporter terhadap klub harusnya diselesaikan dengan kepala dingin sehingga kericuhan, seperti yang terjadi di stadion Kanjuruhan, tidak akan terjadi.
“Semoga kedepannya para suporter bisa lebih dewasa lagi, kecewa boleh tapi luapkan kekecewaan itu dengan secara dewasa jauh lebih baik.” kata Farid.
“Sepak bola kan ada menang, seri dan kalah, memang kalah di kandang itu sangat mengecewakan apalagi kalah dengan rival sendiri.” tutup Asisten Manajer Borneo FC.
(*) Edwin Fatahuddin