Renungan Ramadhan 15
Oleh Ferry Is Mirza
Wartawan Utama, Sekretaris Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
KEMPALAN: Bulan Suci Ramadhan disebut juga dengan Syahru Shabr, bulan kesabaran. Dikatakan demikian karena pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar melalui ibadah puasa. Menahan lapar adalah latihan sabar. Menahan dahaga adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak berhubungan suami istri di siang hari bulan Ramadhan adalah latihan sabar. Menahan agar tidak marah adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak mengumpat adalah latihan sabar.
Rasul Shalallahu Alayhi Wasallam bersabda :
“Puasa itu setengah sabar”*
(HR. Tirmidzi)
Sabar berasal bahasa Arab, dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan.
Menurut istilah, sabar adalah : Menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa lainnya.
Ciri-ciri orang sabar
Orang yang sabar biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
– Giat bekerja
– Tidak mudah marah
– Rajin beribadah
– Suka bersedekah dan membantu orang lain
– Tidak berbicara kotor
– Senantiasa mengalah demi kebaikan,
– Ikhlas.
Bagaimana cara sabar menghadapi masalah dan cobaan ?
– Sabar untuk berniat sukses, bebas dan sembuh dari sakit dan punya niat untuk beribadah (jangan cuma niat , tapi lakukanlah).
– Kalau kita suatu saat diuji dengan sesuatu masalah, kita harus sadar bahwa yang pertama harus di miliki adalah Husnuzhon (berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah.
– Sabar mentafakuri hikmah tiap masalah dan cobaan
– Bersabar ketika ikhtiar menginginkan sesuatu/yang baik.
– Sabar untuk tidak mengeluh.
Manfaat sabar untuk diri kita.
– Mudah menyelesaikan suatu permasalahan, karena biasanya orang sabar dalam berfikir selalu tenang.
– Jarang mempunyai konfik dengan orang lain.
– Tidak kaget dan tidak panik dalam menghadapi suatu masalah.
Allah berfirman :
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar : 10).
Maka di bulan kesabaran ini, kita perlu melatih dan mengasah tingkat kesabaran kita.
Sabar itu Penguat Hati
Sabar adalah tindakan menahan diri dari hal-hal yang ingin dilakukan, menahan diri dari emosi, dan bertahan serta tidak mengeluh pada saat sulit atau sedang mengalami musibah. Untuk bisa sabar dibutuhkan kelapangan hati juga ketabahan, kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dilewati untuk bisa berada di jalan Allah. Kualitas diri seseorang akan terbentuk dari seberapa kuatnya seseorang untuk tetap bersabar. Semakin sabar seorang hamba maka akan semakin kuat dalam melewati setiap cobaan. Sabar sendiri maknanya sangat luas, tidak hanya menahan diri dari hal-hal yang tidak sesuai aturan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, namun juga menahan diri dari nafsu, menahan diri saat di beri kelapangan maupun tatkala dihadapkan dalam situasi yang sempit.
Sebagaimana di jelaskan dalam surat Ali Imron : 200 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”
Menurut Ulama Quraish Shihab berdasarkan ayat di atas, hukum bersabar adalah wajib. Setiap hamba yang tertimpa musibah maka wajib bersabar dari awal ujian datang hingga mendapatkan jalan keluarnya. Sabar merupakan tombak utama dalam iman, semakin tinggi kesabaran kita maka semakin tinggi pula iman kita.
BACA JUGA: Berpuasa Pengendali Hawa Nafsu
Macam-macam Sabar
Menurut ulama ada tiga macam sabar yang harus kita miliki, berikut penjelasan ke tiga sabar tersebut:
1. Sabar dalam Ketaatan
Menjadi hamba yang taat tentunya membutuhkan kesabaran yang terus-menerus dan diusahakan bertambah dari hari ke hari. Karena sabar sangat dibutuhkan dalam beribadah kepada Allah, didalam menjalankan kewajibannya, sedekahnya dan dalam membina hubungan baik dengan sesama umat.
2. Sabar dalam Menjauhi Maksiat
Menahan diri untuk tidak mendekati atau bahkan tidak melakukan maksiat menjadi rangkaian sabar yang harus kita miliki, ingat selalu bahwa ada Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu mengawasi dalam setiap aktifitas yang kita jalani.
3. Sabar Menerima Takdir Allah
Seringkali kita menyangkal setiap hal yang telah Allah gariskan namun tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Musibah dan ketidaknyamanan hidup sesungguhnya diturunkan Allah untuk menguji kesabaran hambanya. Sejauh mana kita mampu bersabar, menerima dan berusaha kuat menjalani setiap ujian. Maka setelah mampu melewati ujian Allah akan memberikan kabar gembira sebagai hasil dari kesabaran.
Dalamnya kesabaran merupakan kekuatan terhebat untuk menghadapi segala rintangan. Berserah diri kepada Tuhan menjadi cara agar beban menjadi ringan dan kaki tetap lincah melangkah menjelajahi hari-hari. Tidak perlu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain karena hanya akan membuat kita menjadi pribadi yang tidak pandai bersyukur. Padahal syukur adalah salah satu wujud dari sikap sabar, hargai hidup dengan tidak mengukur pencapaian kita dengan pencapaian orang lain. Karena terjalnya jalan dan tanjakan yang dilewati tentulah berbeda.
Tidak ada ujian datang kecuali untuk menguatkan, terimalah dengan sabar dan ikhlas. Ukuran sukses tidak mampu dinilai dengan materi ataupun pencapaian besar, namun lebih kepada seberapa besar kita menjadi orang yang bermanfaat dan selalu berusaha menjadi lebih baik. Jalani hidup dengan baik tanpa perlu merasa banyak kekurangan.
Bersyukur atas apa saja yang telah kita raih, dan tetap bersabar untuk mengusahakan semua hal yang belum terwujud.
Kehidupan yang dijalani dengan kesabaran maka akan mendapatkan hasil yang baik, menjadi penguat hati yang utama. Dengan sabar kita bisa menjadi hamba yang tangguh dan selalu dalam bimbingan Allah. Dengan sabar kita bisa menjadi hamba yang berhasil. Maka bersabarlah, karena sabar menempati kedudukan tertinggi dalam iman. Semoga dengan sabar kita termasuk dalam hamba yang mulia dalam pandangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
fimdalimunthe55@gmail.com