Budaya ‘Ngopi Pagi’ Tengah Malam di Malang

waktu baca 4 menit
ILUSTRASI: Minum kopi (Foto: Freepik)

MALANG-KEMPALAN: Menikmati secangkir kopi telah menjadi tradisi masyarakat Indonesia sejak dulu, karena Indonesia menjadi salah satu penghasil biji kopi terbaik di dunia.

Menurut data dari International Coffee Organization Indonesia (2017), Indonesia menduduki peringkat keempat dalam memproduksi kopi.

Warkop atau coffee shop juga memperkuat interaksi sosial yang ada di kalangan mahasiswa maupun masyarakat. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu ataupun kelompok yang adanya hubungan saling timbal balik.

Manusia pastinya membutuhkan interaksi sosial karena, merupakan suatu hubungan sosial yang saling memengaruhi satu dengan lainnya dan berlangsung di lingkungan masyarakat.

Selera dan trend berkembang setiap saat pada masyarakat, seperti menjamurnya trend mengunjungi tempat kopi yang terjadi akhir-akhir ini, terutama di kalangan mahasiswa.

Adanya coffee shop atau warkop (warung kopi) bagi mahasiswa tidak hanya sekadar tempat untuk menikmati secangkir kopi saja, melainkan untuk melakukan beberapa aktivitas berikut ini:

1. Sebagai tempat mencari inspirasi, coffee shop bukan sebatas tempat nongkrong saja. Akan tetapi, disaat melakukan interaksi antar teman semeja biasanya memunculkan inspirasi bagi mereka yang sedang membahas topik apapun.

2. Sebagai tempat bersantai, biasanya pengunjung pegi menuju coffee shop terkadang hanya untuk menikmati waktu bersantai.

BACA JUGA: Ini Kata Dirjen Kekayaan Intelektual Soal Izin Hadirnya WARKOPI!

3. Sebagai tempat diskusi, banyak dari mahasiswa Malang yang menjadikan coffee shop sebagai tempat untuk bertukar pikiran, misalnya antar teman semeja ataupun dalam diskusi besar yang dilakukan organisasi-organisasi yang berada di kampus.

4. Sebagai tempat menikmati pertunjukan, misalnya mengadakan gigs atau acara musik di coffee shop Malang yang mengundang beberapa band lokal malang.
Selain musik juga kadang ada pementasan seni dan pameran serta edukasi yang dilakukan beberapa coffee shop.

5. Sebagai tempat perenungan. Mungkin ini cukup aneh karena pasalnya coffee shop adalah tempat umum yang cukup ramai dikunjungi.

Namun faktanya tidak sedikit dari mahasiswa yang memilih untuk menikmati kopi sendirian atau biasa disebut oleh Gen Z dengan sebutan ”me time”.

Sambil mendengarkan musik yang mereka sukai dan mulai melamun merenungi hidup di temani secangking kopi atau minuman lainnya.

6. Sebagai tempat mengerjakan tugas, dengan dukungan fasilitas coffee shop yang mempuni seperti wifi gratis dan tempat untuk mengisi daya untuk gadget mereka.

Selain mendapat fasilitas yang asyik ada beberapa coffee shop di Malang yang membuka tokonya 24 jam, sehingga membuat para pengunjung atau mahasiswa yang mengerjakan tugas cukup santai tanpa harus diusir karena coffee shop sudah mau tutup.

BACA JUGA: Tinggalkan Jabatan Tinggi, Heri Pilih Hidup sebagai Pemilik Warung Kopi

Beberapa tempat kopi atau coffee shop memang memiliki jam operasional yang tidak terbatas atau 24 jam nonstop buka.

Inilah yang menjadi daya tarik budaya ngopi, khususnya di Malang, yang sedikit berbeda dengan kota-kota lainnya. Karena tidak sedikit masyarakat dan mahasiswa memilih untuk menghabiskan waktu tengah malam hingga matahari terbit di tempat kopi.

Saya merupakan salah satu pelaku ngopi pagi. Itulah istilah yang kami sering sebut di tongkrongan walaupun waktunya memang dimulai pada saat tengah malam hingga pagi hari, kami tetap menyebutnya ngopi pagi.

Beberapa faktor yang memang membuat betah di tempat kopi sudah dipaparkan di atas misalnya ada wifi, tempat mengisi daya, dan waktu yang fleksibel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *