Tim Mawar

waktu baca 6 menit
Prabowo.

Maka operasi pun berjalan secara senyap. Tim Mawar adalah pasukan khusus yang sudah berpengalaman melakukan operasi rahasia di medan tempur berat seperti Timor Timur. Maka operasi pun berlangsung, dan para tokoh gerakan mahasiswa itu pun tiba-tiba menghilang bak tertelan gelombang.

Sebanyak 22 aktivis diculik. Sembilan orang kembali dalam keadaan hidup, yakni Andi Arief, Nezar Patria, Pius Listrilanang, Desmond J. Mahesa, Haryanto Taslam, Rahardjo Waluyo Jati, Mugiyanto, Faisol Riza, dan Aan Rusdianto.

Sedangkan 13 aktivis lainnya hilang tanpa jejak. Mereka adalah penyair Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Suyat, Yani Afri, Herman Hendrawan, Dedi Hamdun, Sony, Noval Alkatiri, Ismail, Ucok Siahaan, Yadin Muhidin, Hendra Hambali, dan Abdun Nasser.

Jejak para mahasiswa dan aktivis itu tidak diketahui. Kalau mereka mati di mana kuburnya, kalau mereka disekap dimana tempatya. Banyak yang menduga para aktivis itu diculik dan kemudian dibunuh. Para aktivis itu menjadi korban operasi rahasia militer yang tetap menjadi misteri.

Sampai sekarang, lebih dari 20 tahun kemudian, semua masih gelap. Keberadaan Tim Mawar pun sampai sekarang masih tetap menjadi misteri. Personel-personelnya sudah ada yang diadili dan dihukum. Tetapi mereka yang muncul adalah pelaku-pelaku pada level bawah dan mengaku bertindak sendiri tanpa ada komando dari atas.

Hal ini dianggap janggal dan tidak masuk akal. Tidak ada operasi militer dalam skala sepenting itu yang muncul dari inisiatif level bawah. Operasi Tim Mawar diduga didalangi oleh pimpinan tertinggi Kopasssus ketika itu, yaitu Prabowo Subianto. Ada dugaan yang beredar luas bahwa Prabowo melakukan operasi itu atas perintah sang mertua Soeharto.

Prabowo kemudian dihadapkan pada sidang DKP (Dewan Kehormatan Perwira) yang dipimpin oleh Agum Gumelar dan Susilo Bambang Yudhoyono. Sidang memutuskan untuk memecat Prabowo dari dinas militer.

Persoalan tidak berhenti sampai disitu. Meskipun Prabowo sudah dipecat dan anggota Tim Mawar sudah dihukum, tapi Tim Mawar masih menjadi misteri dan enigma, karena rantai komando yang putus itu tidak bisa mengungkap dalang sesungguhnya dari operasi itu.

Sebuah dokumen resmi pemerintah Amerika Serikat menyebutkan bahwa Prabowo terlibat dalam operasi itu, dan harus bertanggung jawab terhadap akibat operasi itu. Prabowo dianggap melakukan pelanggaran HAM (hak asasi manusia) berat dan dicekal masuk ke Amerika.

Cegah tangkal itu sudah berjalan 20 tahun, dan baru dicabut tahun lalu ketika Prabowo berkunjung ke Amerika Serikat sebagai menteri pertahanan Republik Indonesia. Rupanya Amerika sudah memaafkan Prabowo atau sudah melupakan sama sekali rekam jejak Tim Mawar.

Polemik mengenai Tim Mawar sekarang muncul lagi. Direktur Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid memprotes pengangkatan anggota Tim Mawar, Mayjen Untung Budiharto sebagai Pangdam Jaya. Usman menyesalkan pemerintah dan DPR yang dianggapnya tidak cermat dalam melihat rekam jejak para pemimpin militer, sebelum menempatkan mereka pada posisi-posisi stretegis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *