Laporan Reporter Tanpa Batas: 488 Jurnalis ditahan pada tahun 2021, 46 orang Meninggal
RSF-KEMPALAN: Berdasarkan laporan yang baru dirilis pada Kamis (16/12) dari Reporters sans Frontières (RSF) (Terj: Reporter Tanpa Batas), pada tahun 2021, terdapat 488 jurnalis yang ditangkap di seluruh dunia. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak lembaga tersebut melakukan penelusuran data selama 25 tahun belakangan.
Lalu pada tahun 2021, jumlah jurnalis yang terbunuh ketika sedang melakukan pekerjaannya berjumlah 46 orang, yang kemudian menjadikannya angka terendah sejak 25 tahun terakhir.
Rendahnya angka kematian jurnalis tersebut diperkirakan karena semakin stabilnya keadaan konflik di Timur Tengah.
Jika membandingkan pada tahun 2020, angka penahanan jurnalis pada tahun ini mengalami kenaikan sebesar 20% berkat adanya konflik di Myanmar, Belarusia dan Hong Kong.
Kemudian juga RSF memberikan data bahwa tidak pernah terjadi sebelumnya, banyak jurnalis perempuan yang ditangkap pada tahun ini.
Jurnalis perempuan yang ditangkap pada tahun ini merepresentasikan 1/3 dari jumlah total yang ada.
Tiongkok, untuk kesekian kalinya menjadi negara dengan penangkapan jurnalis terbanyak.
Pada laporan tahun ini, Tiongkok menangkap 127 jurnalis.
Kemudian urutan selanjutnya diisi oleh Myanmar yang menangkap 53 jurnalis berkat adanya konflik kudeta militer sejak Februari silam.
Urutan ketiga diisi oleh Vietnam yang menangkap 43 jurnalis, lalu Belarusia yang menangkap 32 jurnalis dan kemudian Arab Saudi yang menangkap 31 jurnalis.
Kemudian untuk angka pembunuhan, dari total kasus yang ada, 65% diantaranya merupakan pembunuhan yang direncanakan.
Negara yang paling bahaya bagi jurnalis menurut RSF adalah Meksiko dan Afghanistan karena besarnya tingkat kematian disana yang kemudian disusul dengan Yaman dan India.
(France24, Muhamad Nurilham)