Sambut Kelahiran Yesus Kristus, Perpustakaan UK Petra Hadirkan Pohon Natal Perkakas Bambu
Surabaya-KEMPALAN: Pohon Natal Perkakas Bambu hadir di ruang pamer Perpustakaan UK Petra, Surabaya. Mengambil nuansa nusantara, Pohon Natal Bambu ini hadir menghangatkan semangat Natal 2021 di tengah suasana badai COVID-19 dan bencana alam lainnya yang mengingatkan manusia untuk tetap kuat.
Hanya dalam lima hari saja, sejumlah 544 perkakas dapur dari bambu yang biasa di pakai masyarakat Jawa itu berdiri dengan cantik dan megahnya di gedung Radius Prawiro lantai 6 kampus UK Petra.
“Mengikuti nuansa natal universitas yaitu budaya nusantara. Peringatan Natal kali ini kita diingatkan untuk belajar dari pohon bambu. Bambu ini memiliki akar yang sangat kuat tetapi hidupnya berkelompok dan berdampingan dengan yang lainnya. Hal ini semakin memperkuat dari hempasan angina dan badai. Hendaknya kita belajar dari bambu ini dengan memiliki pondasi hidup yang kuat yaitu Firman Tuhan. Sehingga ketika menghadapi badai kehidupan, kita tidak akan mudah putus asa.”, ungkap Dian Wulandari, S.IIP., selaku Kepala Perpustakaan UK Petra saat menerangkan filosofi Pohon Natal Bambu di kampus.
Dengan ketinggian mencapai 7 meter, terdiri dari berbagai perkakas berbahan bambu. Diantaranya terdiri dari 188 kalo, 115 tempeh, 70 tedok, 75 irek dan 60 pincuk yang dibuat oleh dosen Luar Biasa Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) UK Petra, yaitu Trimatra Bagus dan tim.
Mengapa dari bambu? Meskipun tergolong rumput, akan tetapi bambu mempunyai akar yang panjang serta kuat. Tak hanya itu bambu ini merupakan tanaman yang sangat berguna. “Tidak peduli apapun latar belakang kita, kita berharga di hadapan Tuhan, dan Tuhan ingin kita menjadi berkat bagi sekitar kita,” tambah Dian.
Peluncuran Pohon Natal Perkakas Bambu yang digelar pada hari Senin, 13 Desember 2021 mulai pukul 13.30 WIB di ruang pamer Perpustakaan UK Petra lantai 6 kampus UK Petra itu juga akan ditampilkan pula tarian Bedoyo Wulandaru yang dibawakan oleh mahasiswa UK Petra.
Tarian asal tanah Blambangan, Banyuwangi ini biasanya digunakan oleh masyarakat untuk menyambut tamu agung yang datang dan dianggap sebagai penerang dan suatu keberuntungan. “Tarian ini merupakan tarian kebahagiaan, yang menggambarkan Natal adalah sebuah berita sukacita sebab kedatangan Sang Mesias, Yesus Kristus yang membawa berita keselamatan bagi umat manusia,” tutup Dian. (*)
Editor: Freddy Mutiara