Omicron dan Nataru

waktu baca 6 menit
Ilustrasi varian Covid-19 Omicron. (Pixabay)

KEMPALAN: Seluruh dunia sedang siaga akibat munculnya varian baru Omicron. Beberapa negara sudah menerapkan lockdown di beberapa kota. Tapi, Indonesia tenang-tenang saja. Rencana pembatasan pergerakan ketat selama libur natal dan tahun baru (Nataru) malah dibatalkan.

Indonesia merasa pede tidak bakal terimbas gelombang ketiga penularan pandemi, karena tingkat vaksinasi sudah cukup tinggi. Bahkan Indonesia mengklaim sudah mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok di beberapa wilayah. Karena itu munculnya varian baru yang lebih cepat menular itu ditanggapi santuy oleh pemerintah Indonesia.

Amerika dan Eropa panik menghadapi varian baru yang muncul dan menyebar dari Afrika Selatan dan beberapa negara Afrika. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa Omicron mempunyai kemampuan penularan cepat dibanding varian Delta. Karena itu Amerika dan Eropa mengambil langkah cepat dan tegas.

Presiden  AS Joe Biden mengumumkan pembatasan penerbangan udara dari delapan negara Afrika. Eropa juga melakukan hal yang sama. Negara-negara lain di seluruh dunia mengambil langkah yang sama dengan Amerika.
Negara-negarayang terkena cekal adalah Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Mozambik, Lesotho, dan Eswatini. Penerbangan ke wilayah itu dibatasi dengan ketat dan warga dari negara-negara itu dilarang masuk. Arab Saudi, Oman, Uni Emirat Arab, Sri Lanka hingga Thailand, telah melarang kedatangan orang-orang dari Afrika untuk mencegah penularan Omicron.

Varian baru ini terdeteksi sudah muncul di Israel, Belgia, Israel, Hong Kong, Belanda, Jerman serta Republik Ceko. Belanda sudah menerapkan lockdown di beberapa kota. Begitu pula Ceko. Tetapi publik menentang pembatasan ini dan melakukan demo besar, tetapi pemerintah tetap keukeuh dengan keputusannya.

Indonesia jauh lebih santuy menghadapi varian baru ini. Masyarakat sudah pasrah dan siap-siap menghadapi PPKM level 3, tapi tiba-tiba ada perubahan mendadak dan pemerintah membatalkan rencana itu. Semula Menko PPM Muhadjir Effendy yang mengumumkan PPKM Nataru. Tapi kemudian Menko Marives Luhut Binsar Panjaitan yang muncul mengumumkan pembatalan rencana itu.

Luhut mengatakan, pemerintah membatalkan PPKM level 3 karena pemerintah yakin proses pengendalian kasus Covid-19 di Indonesia sudah menunjukkan perbaikan yang signifikan.

Keputusan ini juga didasarkan pada capaian vaksinasi dosis 1 di Jawa-Bali yang sudah mencapai 76 persen dan dosis 2 yang sudah mendekati 56 persen. Kelompok lansia yang selama ini dianggap rentan juga sudah cukup terlindungi oleh vaksinasi. Pemerintah mengklaim sudah vaksinasi lansia sudah mencapai 64 persen untuk dosis 1 dan 42 persen untuk dosis 2.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengklaim sembilan wilayah aglomerasi di Indonesia sudah mencapai herd immunity. Ini  menandakan bahwa sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut sudah memiliki antibodi yang tinggi dari infeksi Covid-19.

Tito mengatakan hal tersebut berdasarkan hasil survei serologi yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan. Dalam waktu dekat hasil survei itu bakal disampaikan ke publik. Sembilan wilayah aglomerasi itu adalah Medan, Batam, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Semarang, Surabaya, Bali, dan Makassar.

Reaksi pun bermunculan. Said Didu memberi komen sarkastis. Dalam unggahan di akun medsosnya Said menyindir pembatalan PPKM. Pemerintah membatalkan PPKM selama Nataru. Tidak akan ada penyekatan selama Nataru. Nanti penyekatannya saat Lebaran dan mudik saja. begitu sindir Said.

Pembatalan ini menunjukkan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *