Gubernur Khofifah Sampaikan Apresiasi dan Terima Kasih pada Relawan APG Semeru

waktu baca 5 menit
Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat bersilaturahmi dengan para relawan APG Semeru, Selasa (7/2) malam.

LUMAJANG-KEMPALAN: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersilaturahmi dan menyapa para relawan yang membantu penanganan bencana Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Posko Tanggap Darurat yang berada di Kantor Kecamatan Pasirian, Kab. Lumajang, Selasa (7/12) malam.

Kepada para relawan yang berasal dari berbagai organisasi dan daerah di seluruh Indonesia tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan terima kasih dan apresiasinya. Bahwa para relawan hadir di Lumajang ini karena satu hal, yakni panggilan kemanusiaan.

“Tadi malam saya bertemu relawan dari Manado, sore saya bertemu relawan dari Bantul dan di sini tadi ada relawan dari Cirebon. Betapa ada gravitasi kemanusiaan yang luar biasa. Sisi kemanusiaan lah yang menghadirkan kita di tempat ini. Ini hal luar biasa yang dimiliki Indonesia yang kita sebut social capital dan rasa persaudaraan ini indah sekali,” katanya.

Menurut Khofifah, ada satu hal yang membuat tersentuh sekaligus memercikkan harapan di tengah kesedihan bencana ini. Banyak pihak datang berbondong-bondong memberikan berbagai bantuan pada para korban terdampak APG Semeru.

“Orang-orang berhati mulia ini tidak hanya menolong warga atau membantu tugas pemerintah. Kehadiran mereka memberikan semangat dan optimisme untuk bangkit dan pulih dari bencana.
Dari mereka, kita belajar bahwa Indonesia sesungguhnya punya kekuatan yang sangat dahsyat, dalam bentuk empati dan solidaritas,” ujarnya.

Rasa kemanusiaan yang menyatukan para relawan ini, lanjut Khofifah, menjadi satu keyakinan bahwa nilai luhur bangsa tidak pernah luntur. Untuk itu, masyarakat Indonesia patut berbangga bahwa dalam berkembangnya individualisme sesungguhnya akar budaya gotong royong dan saling membantu ini tak pernah hilang.

“Oleh karena itu, kembali saya menyampaikan terima kasih kepada semua relawan yang dengan ikhlas mendedikasikan daya upayanya untuk menolong para korban. Tetap jaga kesehatan dan kewaspadaan. Semoga Allah SWT selalu menganugerahkan keselamatan untuk para relawan dan kekuatan bagi kita semua untuk bisa melewati cobaan ini bersama,” terangnya.

Lebih lanjut, Khofifah meminta kepada para relawan untuk ikut membantu melakukan pemetaan terkait berbagai permasalahan untuk meningkatkan kualitas layanan pengungsi. Terutama bagi para pengungsi yang masuk kategori ibu hamil, difable, anak kecil, dan lansia.

“Tolong dibantu pemetaan bagaimana di area pengungsian ini memungkinkan anak-anak tinggal lebih nyaman. Untuk lokasi anak-anak bisa dibantu komunikasikan dengan pengelola pengungsian pun termasuk untuk lansia, ibu hamil dan difable. Karena makanan anak-anak harus disiapkan tersendiri apalagi yang masih bayi atau balita, karena di dapur umum seringkali makanan dewasa,” katanya.

“Tidak hanya soal makanan, tapi juga hal-hal sehari-hari seperti air panas. Water heater misalnya, anak-anak terutama bayi mungkin perlu mandi air hangat termasuk untuk permakanannya,” imbuh Khofifah.

Dia berharap, masa tanggap darurat 14 hari ini dapat selesai dan segala persoalan terkait pengungsian salah satunya tempat hunian sementara dapat segera terealisasikan. Hal ini mengingat masih terdapat beberapa lokasi dengan kategori rawan bencana dan berisiko tinggi agar sementara tidak ditinggali.

“Pada kondisi seperti ini harus ada opsi hunian sementara atau huntara, untuk memberikan tempat bernaung dan berlindung lebih aman. Karena tinggal di pengungsian juga tidak boleh terlalu lama. Tidur bersama banyak orang yang tidak saling kenal tentu butuh adaptasi khusus. Ada yang mengambil posisi tidur di luar gedung tempat pengungsian. Bila berhari-hari dengan cuaca dingin bahkan hujan seperti saat ini maka yang tidak terbiasa dihawatirkan kondisi badannya bisa drop,” ungkapnya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Jatim ini juga meminta para relawan untuk membantu pendataan bagi pengungsi yang belum divaksinasi Covid-19. Hal ini dikarenakan masih ada pengungsi yang belum divaksin Covid-19. Nantinya, data tersebut dapat diteruskan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang akan berkoordinasi baik dengan Dinkes Lumajang maupun Biddokkes Polda Jatim ataupun Kodam V Brawijaya.

Mohon dibantu pendataan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *