Lonjakan Logistik di Jateng Picu Kekhawatiran, Tanjung Emas Hampir Sesak, Ini Kata BHS

waktu baca 2 menit
Bambang Haryo saat kunjungan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang/Foto : Istimewa

Semarang — Pertumbuhan arus logistik di Jawa Tengah yang mencapai 15 persen per tahun dinilai berpotensi menimbulkan kepadatan serius di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Kapasitas terminal peti kemas di pelabuhan utama Jateng itu kini sudah terisi sekitar 900 ribu TEUs dari total 1,1 juta TEUs.

Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, mengingatkan kondisi tersebut harus segera diantisipasi. Pasalnya, laju pertumbuhan peti kemas di Tanjung Emas jauh lebih tinggi dibanding pelabuhan besar lain di Indonesia. “Jakarta hanya naik sekitar 6 persen, Surabaya 5–6 persen, Makassar 4–5 persen. Tapi di sini bisa 15 persen per tahun,” katanya saat kunjungan kerja, Jumat (26/9/2025).

Menurutnya, kapasitas crane, dermaga, dan lapangan penumpukan sudah nyaris penuh. Jika tidak ada langkah cepat, kepadatan akan mengganggu kelancaran arus logistik. Apalagi, saat ini banyak industri dari Jawa Timur dan Jabodetabek yang berencana merelokasi usaha ke Jawa Tengah sehingga akan semakin menambah beban pelabuhan.

Bambang menekankan perlunya langkah konkret, mulai dari perluasan dermaga, penambahan lapangan penumpukan, hingga peningkatan kapasitas operasional. Untuk jangka menengah, ia memperkirakan perluasan kapasitas menjadi keharusan agar Tanjung Emas tetap bisa menopang aktivitas perdagangan.

Ia juga mengingatkan potensi gangguan rob yang kerap melanda kawasan pelabuhan. “Begitu rob terjadi, aktivitas bisa stagnan. Ini berbahaya bagi citra logistik nasional. Karena itu, pemerintah harus menyiapkan pelabuhan alternatif, misalnya memaksimalkan Pelabuhan Batang atau menghidupkan kembali rencana pembangunan pelabuhan di Pati,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *