Angka TPT Jatim 4 Tahun Terakhir Turun Signifikan, Terendah Kedua di Jawa dan di Bawah Nasional

waktu baca 2 menit

SURABAYA-KEMPALAN: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur secara konsisten terus mengalami penurunan selama 4 tahun terakhir. Bahkan, angka TPT Jatim saat ini lebih rendah dari pada TPT nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang rilis 5 November 2024, TPT Jawa Timur pada Agustus 2024 berada di angka 4,19 persen atau 1,02 juta dan turun 0,69 persen poin dibandingkan TPT Agustus 2023 yaitu 4,88 persen atau 1,17 juta.

Secara year on year, TPT Jatim juga mengalami penurunan yang signifikan yakni mencapai 1,55 persen poin. Agustus 2021 misalnya, TPT Jatim sebesar 5,74 persen, Agustus 2022 sebesar 5,49 persen dan Agustus 2023 turun menjadi 4,88 persen

Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono menyampaikan rasa syukurnya terkait penurunan tersebut. Menurutnya, penurunan angka TPT ini menjadi salah satu pertanda perekonomian Jatim terus membaik.

“Alhamdulillah, penurunan TPT tahun ini cukup signifikan. Tentunya ini semua berkat upaya kita bersama salah satunya dalam meningkatkan kualitas angkatan kerja sehingga angka TPT di Jatim terus menurun,” kata Adhy Karyono di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (6/11).

Adhy menjelaskan secara year-on-year, Jatim berhasil menurunkan TPT lebih banyak dibandingkan dari pada rata-rata nasional. Tercatat, TPT nasional pada Agustus 2024 sebesar 4,91 persen atau hanya turun 0,41 persen poin dibanding Agustus 2023.

“Alhamdulillah penurunan TPT Jatim terbesar kedua di Pulau Jawa, turun sebesar 0,69 persen dari Agustus 2023. Dan TPT Jatim Agustus 2024 lebih kecil dari nasional,” ujarnya.

Penurunan TPT di Jatim, kata Adhy, telah melalui sejumlah upaya. Salah satunya adalah dengan menggelar job fair yang dilaksanakan di Surabaya dan beberapa UPT BLK di Jatim, oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim.

Selain membuka job fair, Pemprov Jatim juga melakukan program pelatihan bagi tenaga kerja usia muda khususnya bagi generasi milineal dan gen z. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi dan skill mereka.

“Karena pengembangan kompetensi SDM tenaga kerja usia muda akan berdampak pada nilai tawar mereka,” katanya.

Disamping itu juga, pemprov Jatim terus mendorong fungsi penempatan tenaga kerja melalui fasilitas pembinaan dan penempatan tenaga kerja baik di dalam maupun di luar negeri.

Tak hanya itu saja, penyampaian informasi pasar kerja, bursa kerja, penyuluhan, bimbingan dan pengembangan tenaga kerja mandiri juga terus dilakukan oleh pemprov Jatim kepada para pencari kerja.

“Kabar baiknya, dengan apa yang sudah kita lakukan ini berdampak pada tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang naik 0,89 persen atau 73,43 persen dibanding Agustus 2023” katanya.

“Kompisisi penduduk yang bekerja pada sektar formal juga naik menjadi 38,51 persen atau naik 1,62 persen poin dibandingkan tahun lalu,” tambahnya. (Dwi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *