Balap Motor Jatim Juara Umum PON 2024, Bagaimana Kelanjutan Nasib Atlet?

DELI SERDANG-KEMPALAN: Setelah merebut 2 emas di nomor grasstrack, tim balap motor Jawa Timur menambah koleksi 1 emas lagi di PON XXI 2024 Aceh-Sumut. Emas ketiga diukir pembalap Murobbil Vitony di nomor road race kelas standart perorangan.
Berlaga di Sirkuit Multifungsi Pancing, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (19/9), racer yang akrab disapa ‘Robby Sakera” itu finish di urutan pertama setelah mengalahkan racer Jabar, Akbar Abud Abdalah dan M Silmi Helsinki dari Aceh. Kedua racer itu harus puas mendapat perak dan perunggu.
Dengan tambahan 1 emas, total emas yang dikoleksi Jatim dari cabor balap motor menjadi 3 emas. Disusul Jabar di peringkat dua dengan 2 emas, 1 perak, 2 perunggu. Peringkat tiga ditempati Aceh dengan 1 emas, 1 perak, 2 perunggu.

Provinsi lain yang mendapat emas, yakni Papua Barat Daya dan Kalimantan Timur, masing-masing 1 emas. “Kami bersyukur IMI Jatim bisa melampaui target dua emas dari KONI Jatim,” kata Ketua Pengprov IMI Jatim Bambang Haribowo, usai balapan.
Usai gelaran PON, Bambang menyerahkan sepenuhnya kepada KONI untuk memikirkan masa depan atlet. IMI Jatim tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kelangsungan hidup atlet, lantaran tidak mempunyai uang. Yang memiliki anggaran pembinaan adalah KONI Jatim.
Apalagi usia para pembalap ini masih tergolong muda, sehingga masih bisa diharapkan berprestasi lagi. “Karena itu mulai sekarang perlu dipikirkan masa depan atlet. Saya khawatir kalau atlet balap motor tidak diikat akan kabur ke provinsi lain. Yang rugi siapa, tentu KONI Jatim,” jelasnya.
Jika sampai para pembalap lepas, lanjut dia, akan sulit bagi IMI Jatim untuk membina atlet dari nol. Jangka waktu empat tahun, terlalu singkat untuk mencetak pembalap tangguh. Sebab, membina atlet balap motor ini beda dengan atlet cabor lain.
“Peraih medali emas PON 2024 ini lagi bagus-bagusnya. Empat tahun lagi, mereka lebih matang. Eman-eman kalau sampai mereka diambil daerah lain,” ujar mantan racer dan crosser cukup terkenal di era tahun 1980-an ini. (Dwi Arfin)
