Kepercayaan Saya ke Parpol sampai ke Titik Nadir
KEMPALAN: Saya seperti tak percaya ketika PKS mengusung Bobby menantu Jokowi sebagai Cagub Sumut. Lalu, semalam melihat para tokoh PKS dipimpin presiden Ahmad Syaikhu ikut hadir sebagai KIM plus di hotel Sultan mendukung pasangan RiKaSus (Ridwan Kamil-Suswono) maju Pilgub DKI Jakarta.
Saya makin mengernyit dahi –tanda tak mengerti– saat mendengar PKS batal mengusung Anies Baswedan sebagai Cagub DKI Jakarta.
Pertanyaan besar. Ada apa dengan PKS?
Jika yang batal mengusung Anies itu Nasdem atau PKB –yang kemarin bersama PKS mengusung Anies sebagai Capres– saya sama sekali tidak heran. Karena rekam jejak dua parpol ini memang lebih pragmatis. Hobi zigzag –riting kiri belok kanan– dan condong ingin menjadi bagian dari penguasa.
Tapi PKS? Kok bisa berubah …
Hingga Pilpres 2024 kemarin sesungguhnya kepercayaan saya terhadap peran Parpol sebagai alat perjuangan aspirasi rakyat sudah runtuh. Saya hanya mengandalkan PKS sebagai satu-satunya harapan untuk perbaikan negeri ini atau setidaknya sebagai penyeimbang. Termasuk saya menerima pinangan untuk menjadi caleg PKS dengan harapan bisa berjuang untuk memberi keadilan dan sejahtera bagi ummat.
Namun, dalam sepekan ini dan fakta-fakta terkini, membuat kepercayaan saya terhadap parpol sudah ambrol tak terbendung dan jatuh ke jurang terdalam hingga titik nadir.
Kedepan, apa yang bisa kita harapkan? Indonesia sepertinya sedang berlayar menuju jurang kehancuran. Indonesia Emas? Semoga bukan isapan jempol. (fim)