Puisi Minggu Ini: Puisi-Puisi Penyair Gelamor
SURABAYA-KEMPALAN: Barangkali puisi-puisi para pelawak minggu ini, bisa melengkapi ulasan tentang launching buku “Berjuang Hidup-Hidup Berjuang” yang digelar bacakan di Rumah Budaya Rakyat, Jalan Karang Menjangan 21 Surabaya. Salam sehat teruslah semangat!.
Agus Romli – SAYANG CUCU
Cucu cucu yang manis
bak gula pasir
Mari kemari, mendekatlah
Kakek akan bertanya pada kalian
Kakek yang baik hati
Pertanyaan apa itu?
Cucumu ingin tahu
Hay Cucuku bukan cucu Cahyati
Cobalah dengar baik-baik
“Badannya amat panjang jalannya
meliuk-liuk, Apakah itu namanya?”
Kakek yang kami sayangi
Cucumu sudah tahu
Itu namanya ular besi
E. .ee.keliru ..
Yang ..betul pasti kereta api..
Hore..hore..reho..reho..
Karena jika kami keluar kota
Pergi naik Kereta Api tidak kereta kuda
Dan ..tidak akan lupa
Selama masih ingat
(Sby, Juni 1987)
Djadi Galajapo – AKU
Biar jasad menua
Tapi ruhku tetap belia
Karena sejatiku
Aku adalah ruhku
Yang tak pernah berubah
(Kalijudan, 151222)
Insaf – BUNDA
Kurindu belaian sayangmu
Tak pernah berkeluh
Ketika aku balita
Minta minum susu, gendong, suap, berlatih berjalan
Bunda betapa mulia jasamu
Mengasuh,mendidik hingga dewasa
dan menjadi penyiar kocak
Semua terkuak karena motivasi bunda
Walau bundaku tak lucu dan kadang mecucu.
Namun darimu inspirasiku berkembang
Tanpa kebimbangan
Terima kasih bunda
(Sby, Akhir Des Inmust)
Kris Mariyono – TERTAWA
Tertawa itu sehat
Bersyukurlah bisa tertawa.
Jika kita dicipta jadi katak.
Pasti tak bisa tertawa
Hanya teot teot teblung.
(Darjo, 3 Nop 2022)
Kris Mariyono – SEMANGAT.
Ingat kata semangat.
Terlintas nama Supangat
Orator bola dasyat
Lidahnya pandai bersilat.
Suaranya tajam menggeliat
Tak pernah rehat
Saat tunaikan amanat
Gaungkan seribu niat
Di Antara gangguan lalat
Harumkan olahraga rakyat
Demi Indonesia hebat
Jasamu tetap kuingat
Idolaku cak Supangat
(Darjo, 3 Nop 2022)
Sabil Lestari – KIDUNGAN
Tembang khas tradisional penuh kreasi
Pelengkap seni ludruk, tak boleh lepas
Kaya petuah, penuh warna humor jenaka
Alat perjuangan yang melegenda
Cak Durasim pahlawan bersenjata kidungan
“Bekupon omae doro, melok nipon tambah soro”
Memacu semangat pembela, pejuang kemerdekaan bangsa
Meski pelaku kidungan harus tersiksa hingga meregang nyawa
Kidungan di era kemajuan, era millennial
harus tetap nyaring berkumandang
Sebagai tontonan dan tuntunan …
Pengingat tindak penyimpangan tuk pemimpin negeri
Pemberi arah, petuah bagi tunas bumi pertiwi
Penerus pemimpin bangsa yang sejati dan berbudi
Semoga kidungan tetap lestari sepanjang masa
(Malang, 29 Maret 2023)
Kunhadi Wasito – SENI LUDRUK
Ludruk seni Jawa Timur asli, warisan leluhur
Gambaran watak diri pribadi, karakter sejati
Sejarah riwayat perlu di gali, setulus hati
Yang selaras jaman digital, era teknologi informasi
Teman seni ayo manunggal, bersatu padu
Junjung tinggi seni tradisional, potensi negeri
Agar seni kita tetap dikenal dan lestari
Seni daerah bisa berkiprah ke kancah nasional
(Darjo, 22 Februari 2023)
Metty Endel – BELAJAR TERSENYUM
Dari rasa sakit kita belajar sabar
Dari kehilangan kita belajar ikhlas
Dari hinaan kita belajar menghargai
Dari prasangka kita belajar tersenyum
Dari tangis kita belajar bahagia
Dari tuhan kita belajar istiqomah
Dari cinta kita belajar tulus
Dari jatuh kita belajar bangkit
Dari tersisihkan kita belajar berani maju
Dan dari dari selanjutnya kita belajar
bertahan di kehidupan yang kita jalani
seger waras selamet
sehat
(Sudut kota, 19-11-22)
(*) Aming Aminoedhin
