Anies, PKS, dan Nabi Khidir
KEMPALAN: Nabi Khidir tidak termasuk dalam daftar 25 nabi dan rasul yang wajib diimani umat Islam. Tetapi, Nabi Khidir sudah menjadi semacam legenda yang sangat dihormati oleh umat Islam. Namanya tidak pernah disebut dalam Alquran, tetapi kisah kehebatannya diceritakan secara detail dalam Alquran Surat ke-18 Alkahfi.
Salah satu kehebatan Nabi Khidir adalah ia tahu hikmah di depan sebelum peristiwa terjadi. Setiap orang akan tahu hikmah peristiwa setelah kejadian, artinya hikmah bersifat retrospektif, baru diketahui setelah kejadian berlalu.
Tapi, Khidir mempunyai keistimewaan yang tidak dipunyai oleh nabi dan rasul yang lain. Ia bisa mengetahui hikmah secara anteseden, sebelum peristiwa terjadi. Karena keistimewaan inilah maka Nabi Khidir menjadi legenda dan sering disebut-sebut bahwa dia masih hidup secara fisik sampai sekarang.
Kisah Nabi Khidir ini disinggung oleh Anies Baswedan dalam acara temu relawan di Solo (10/8). Di depan ratusan relawan yang tergabung dalam Jaringan Relawan Nasional (Jarnas) ABW, Anies menjawab isu besar mengenai hubungannya dengan partai-partai pendukung, terutama.
Anies menjawab dengan mempergunakan tamsil Nabi Khidir. Kata Anies, hanya Nabi Khidir yang diberi keistimewaan oleh Allah dengan kemampuan melihat hikmah peristiwa sebelum terjadi. Karena itu, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk mencari dan berguru kepada Nabi Khidir.
Meskipun berstatus sebagai nabi tapi Musa tidak diberi kemampuan melihat hiukmah sebelum kejadian. Karena itu, ia gagal memenuhi syarat dasar yang diajukan oleh Nabi Khidir kepada Musa yang ingin berguru kepadanya. Khidir hanya mensyaratkan jangan bertanya mengenai apapun yang dilakukan oleh Khidir.
Syarat itu terlihat sederhana, tetapi akhirnya Musa gagal memenuhinya, karena Musa tidak tahu hikmah di balik berbagai peristiwa dan tindakan ganjil yang dilakukan Khidir. Nabi Musa akhirnya diberhentikan sebagai murid setelah diberi tahu hikmah di balik berbagai peristiwa yang dialami.
Anies mengaku dirinya masuk dalam kategori Musa yang tidak tahu hikmah sebelum kejadian. Kalau saja Anies diberi kemampuan seperti Nabi Khidir, maka dia akan bisa menjawab semua pertanyaan, terutama yang berkaitan dengan dukungan partai-partai politik terhadapnya dalam pemilu gubernur Jakarta.
Hubungan Anies Baswedan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama ini dianggap sebagai hubungan cinta sejati, true love, saling cinta, mutual love, dan hubungan cinta tanpa syarat, unconditional love. Tetapi, serbentar lagi publik akan mengetahui bahwa ternyata hubungan itu tidak lebih dari cinta transakional atau transactional love.
Hubungan cinta Anies-PKS sedang menjadi spekulasi umum. Deadline pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta semakin dekat, dan semakin dekat pula vonis yang diterima Anies oleh PKS. Spekulasi sudah makin santer bahwa PKS akan memilih bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIMP Plus.
Partai Nasdem juga sudah makin dekat dengan kekuasaan, ditandai dengan pertemuan resmi Surya Paloh dengan Prabowo Subianto, Kamis (15/8). Surya Paloh sudah terang benderang memberi isyarat bahwa Anies akan sulit mendapat tiket untuk maju dalam kontestasi pilgub Jakarta.
Perkembangan ini mengejutkan karena dua partai itu sudah menyatakan dukungan kepada Anies. Tetapi kemudian angin buritan meniup kencang dan membuat perahu oleng dan kemudian berubah haluan. PKS dengan berbagai argumentasi mencari justifikasi untuk meninggalkan Anies.
Partai Nasdem tidak membutuhkan alasan yang canggih sebagaimana yang dilakukan oleh PKS untuk meninggalkan Anies. Surya Paloh punya persediaan retorika yang melimpah untuk menjustifikasi keputusannya untuk meninggalkan Anies.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga semakin dekat dengan keutusan untuk meninggalkan Anies dan bergabung dengan KIM Plus. PKB terlalu sibuk untuk memikirkan Anies karena sedang menghadapi risiko pembegalan oleh PBNU. Setelah terjadi pembegalan terhadap Partai Golkar dengan mundurnya Airlangga Hartarto secara mendadak, tidak mustahil PKB akan menjadi korban berikut dengan skenario yang berbeda.
Dalam kondisi terjepit seperti sekarang PKB akan mudah ditarik untuk masuk ke gerbong KIM Plus dan meninggalkan Anies sendirian. Nasib Anies sekarang bergantung pada dirinya sendiri. Menjelang pilpres 2024 yang lalu Anies disebut sebagai yatim politik, political orphan, karena tidak punya partai politik. Lalu muncul Surya Paloh mengadopsi Anies sebagai anak angkat.
Surya Paloh memainkan peran sebagai bapak asuh politik, political surrogate parent, yang meyakinkan. ‘’Why not the best?’’, begitu kata Surya Paloh ketika mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden pilihan Partai Nasdem. Tetapi sekarang Anies bukan saja ‘’not the best’’, tetapi menjadi ‘’no body’’, bukan siapa-siapa.
Dari yatim politik kembali menjadi yatim politik. Anies melakukan refleksi dan evaluasi dengan mengacu pada perjalanan Khidir dan Musa. Sebagaimana dalam perspektif fenomenologi, makna dari peristiwa bersifat retrospektif. Kita hanya bisa merasakan makna sehat ketika sakit. Rangkaian peristiwa yang terjadi sekarang baru akan diketahui maknanya di masa depan.
Dalam kisah Khidir dan Musa terjadi 3 peristiwa unik. Pertama, Khidir merusak perahu yang baru saja ditumpanginya. Kedua, Khidir membunuh anak kecil yang tidak berdosa. Ketiga Khidir bekerja bakti menadirikan tembok roboh di sebuah desa yang penduduknya pelit tidak mau memberinya makan ketika dia dan Musa kelaparan.
Tiga peristiwa itu sekarang tengah dialami oleh Anies. Perahu parpol yang baru saja dinaikinya dalam pilpres 2024 mendadak sekarang bocor dan terancam tenggelam. Nasdem, PKS, dan PKB adalah perahu yang dinaiki Anies dalam pilpres yang lalu. Sekarang perahu-perahu itu bocor, dan publik belum tahu apa yang akan terjadi pada tiga perahu itu.
Anies ibarat anak kecil yang manis dan lucu, yang tiba-tiba saja dibunuh oleh Nabi Khidir tanpa dosa. Nabi Musa melakukan protes keras atas tindakan yang disebutnya biadab itu. Musa tidak melihat alasan apapun yang bisa menjustifikasi pembunuhan terhadap anak kecil yang tidak berdosa.
Anies sekarang tengah berada di sebuah masyarakat desa yang tidak mau membantunya memberi makan dan minum ketika tengah kelaparan. Anies ibarat ditelantarkan oleh masyarakat desa itu. Tetapi, Anies tidak kecewa oleh tindakan itu. Sebaliknya, Anies tetap bekerja untuk membantu masyarakat desa dengan membangun kembali tembok yang roboh.
Hikmah dari tiga peristiwa itu baru diketahui belakangan. Perahu itu dibuat bocor supaya selamat dari rampasan raja zalim yang merampas semua perahu yang ada. Anak kecil itu dibunuh di usia dini karena akan diganti dengan anak yang lebih baik dan lebih saleh. Tembok desa itu harus tetap berdiri karena menjadi tetenger harta karun peninggalan orang tua anak yatim di desa itu.
Itulah yang dialami Anies sekarang. Kita hanya akan tahu nanti di belakang hari.
Para pendukung Anies yang kecewa kepada Nasdem, PKS, dan PKB, mungkin hanya bisa mengutip Surat Al-Kahfi ayat 78, ‘’Inilah batas perpisahan kami dengan kalian’’. Selamat tinggal, mungkin sebentar lagi perahu-perahu itu akan tenggelam, atau dirampas oleh raja zalim. ()
Oleh: Dhimam Abror Djuraid